Industrial Engineering - Bachelor
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Industrial Engineering - Bachelor by Title
Now showing 1 - 20 of 420
Results Per Page
Sort Options
- ItemANALISA KINERJA PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE MANAGEMENT (STUDY PADA PROYEK DUCTING PT JABAR TELEMATIKA)(Universitas Widyatama, 2018) Salam, LutfiPT Jabar Telematika bergerak di bidang teknologi informasi, dan layanan jasa Internet service Provider, serta pembuatan infrastruktur seperti Ducting. Dengan sistem penjualan make to order, maka pada perusahan PT Jabar Telematika menerapkan sistem manajemen proyek pada setiap fabrikasi produk atau pekerjaan yang diterimanya, salah satu proyek yang sedang dalam masa pengerjaan oleh PT Jabar Telematika adalah Proyek Ducting bersama, yang merupakan proyek pertama dengan scope yang lebih besar dari proyek yang pernah di lakukan sebelumnya. Tidak terkendalinya proyek pada aspek biaya dan waktu yang mengakibatkan pembengkakan biaya pada proyek yang akan berdampak dapat terhentinya proyek menjadi suatu permasalahan yang mungkin terjadi. Metode Earned Value Management adalah suatu metode pengendalian yang digunakan untuk mengendalikan biaya dan jadwal proyek. Metode ini memberikan informasi Varian Biaya (Cost Varians), Varian Jadwal (Schedule Varians), Indeks Kinerja Biaya (Cost Performance Index), Indek Kinerja Jadwal (Schedule Performance Index) proyek pada suatu periode pelaporan. Dari metode ini didapatkan juga informasi prediksi besaran biaya dan lamanya waktu untuk penyelesaian seluruh pekerjaan berdasarkan indikator kinerja saat pelaporan.
- ItemANALISA POSTUR KERJA KARYAWAN BAGIAN SHEET METAL DI PT. FUJIAIRE INDONESIA(Universitas Widyatama, 2017) Muharam, BudiPT. Fujiaire Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dalam bidang pembuatan AC Sentral. Banyak hal yang harus dikerjakan oleh operator dalam pembuatan AC tersebut, mulai dari mengangkat dan memindahkan raw material, komponen, menjalankan mesin, dan berbagai macam aktivitas kerja yang membutuhkan tenaga dan memiliki risiko penyakit kerja. Disini diperlukan upaya agar risiko tersebut dapat diminimalkan atau bahkan dihilangkan sama sekali. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi keluhan musculoskeletal dan menentukan postur kerja yang baik pada karyawan bagian sheet metal di PT. Fujiaire Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada 4 orang responden yaitu karyawan sheet metal bagian shearing, punching dan bending. Metode penilaian atau perhitungan yang diterapkan adalah metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) karena sesuai dengan aktivitas yang dilakukan oleh responden yang berhubungan dengan tubuh bagian atas hingga bawah. Data yang didapat diolah menggunakan software ergofellow. Terdapat 31 postur kerja dari empat orang responden. Hasilnya menunjukan terdapat 2 postur dengan level risiko rendah, 23 dalam level risiko sedang dan 6 postur dalam level risiko tinggi. Setelah dilakukan rancangan perbaikan, 6 postur kerja dengan level risiko tinggi dapat diturunkan menjadi level risiko rendah hingga sedang. Jika rancangan tersebut diterapkan atau diaplikasikan secara nyata dalam proses kerja di bagian sheet metal PT. Fujiaire Indonesia, maka hal tersebut berpotensi mengurangi keluhan musculoskeletal yang dirasakan oleh karyawan karena postur kerja dalam rancangan tersebut mengalami perbaikan dan bisa menjadi acuan karyawan untuk mengubah postur kerjanya menjadi lebih baik.
- ItemANALISIS AKTIVITAS MANUAL HANDLING PADA PEKERJA GUDANG DI PT XYZ MENGGUNAKAN METODE NIOSH LIFTING EQUATION(Program Studi Teknik Industri, Universitas Widyatama, 2021) Farianto, ReriPT. XYZ merupakan cabang perusahan multinasional yang bergerak dibidang jasa logistik. Banyak aktivitas di perusahaan ini yang masih menggunakan manual handling. Hasil observasi menunjukan pekerjaan manual handling yang berulang–ulang membuat pekerja mengalami nyeri pada beberapa bagian tubuh terutama bagian tulang belakang, sehingga membuat pekerja tidak nyaman melakukan pekerjaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan rekomendasi terhadap aktivitas manual handling yang dilakukan pekerja. Metode yang digunakan adalah Metode NIOSH Lifting Equation dengan analisis data menggunakan Recommended Weight Limit dan Lifting Index. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas manual handling di gudang A PT. XYZ berisiko bagi pekerja. Hasil pengukuran terhadap aktivitas manual handling yang dilakukan pekerja gudang A menunjukan beban angkat aktual melebihi ambang batas yang direkomendasikan berdasarkan nilai lifting index >1, dan berpotensi menyebabkan risiko cedera khususnya tulang belakang. Nilai Recommended Weight Limit asal dan tujuan untuk box ukuran sedang dan besar ≤ 6,88 Kg. Diusulkan untuk merancang ulang jarak antara beban dengan pallet menjadi 25 cm serta ketinggian letak beban ditambah 60 cm. Usulan ini dapat mengurangi risiko cedera aktivitas manual handling.
- ItemANALISIS BEBAN KERJA FISIK OPERATOR MESIN JAHIT UNTUK MENENTUKAN JUMLAH OPERATOR MESIN JAHIT YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN WORK SAMPLING DAN WORKLOAD ANALYSIS STUDI KASUS PADA CV FIRDILLA ZENAF(Universitas Widyatama, 2017) Herdian, FaldyCV Firdilla Zenaf merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang konveksi yang memproduksi baju kemeja, kaos, celana, jaket/rompi. Berdasarkan hasil pengamatan, pada tahun 2015 sampai dengan 2017 terjadi peningkatan permintaan sebanyak 20%. Dengan peningkatan demand ini adanya ketidak seimbangan beban kerja yang dilakukan di CV Firdilla Zenaf khususnya beban kerja tenanga operator mesin jahit, hal ini dapat terlihat dari banyaknya jam lembur (overtime) yang tinggi, dari tingginya overtime berdampak juga terhadap tingginya barang yang reject yang dilakukan saat overtime . Saat ini perusahaan memiliki 15 operator mesin jahit dengan rincian 8 orang operator mesin jahit kemeja dan 7 orang operator mesin jahit kaos. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis beban kerja tenaga operator mesin jahit dan menentukan jumlah operator mesin jahit yang optimal dengan disesuaikan beban kerja yang akan diberikan sehingga tidak ada tenanga kerja yang mendapatkan beban kerja yang berlebihan maupun kekurangan. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adaah Work Sampling dan Workload Analysis. Metode Work Sampling untuk mengetahui performance operator mesin jahit dalam bekerja dan metode workload analysis untuk mengetahui kebutuhan jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk operator mesin jahit. Hasil penelitian dengan metode Work Sampling diperoleh beban kerja produktif operator mesin jahit kemeja sebesar 64,2% dan beban kerja non produktif sebesar 35,8%, artinya beban kerja operator mesin jahit kemeja tergolong rendah karena beban kerja produktif berada dibawah 85%. Sedangkan untuk operator mesin jahit kaos memiliki produktifitas sebesar 59% dan beban kerja non produktif 41%, artinya beban kerja operator mesin jahit kaos juga dapat dikatakan rendah karena beban kerja produktifitas berada dibawah 85%. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Workload Analysis dengan produktifitas yang rendah, maka diperoleh beban kerja operator mesin jahit kemeja dengan nilai Full Time Equivalent (FTE) sebesar 1,30 dan beban kerja untuk operator kaos dengan nilai Full Time Equivalent (FTE) sebesar 1,38 artinya melebihi Full Time Equivalent (FTE) standar yaitu sebesar 1, maka dari itu CV Firdilla Zenaf harus menambah operator mesin jahit sebanyak 6 orang yang terdiri dari 3 operator mesin jahit kemeja dan 3 operator mesin jahit kaos untuk menghilangkan overtime dan meminimalisir terjadinya barang reject saat melakukan overtime. Apabila CV Firdilla Zenaf ingin meningkatkan produktifitas sampai dengan 85%, diperoleh Full Time Equivalent (FTE) sebesar 1, artinya tidak perlu adanya penambahan operator mesin jahit. Akan tetapi perusahaan harus melakukan perbaikan terhadap faktor-faktor terjadinya tidak produktif seperti perbaika metode kerja, perawatan mesin jahit secara berkala, perbaikan lingkungan bekerja serta melakukan peningkatan pengawasan terhadap operator mesin jahit.
- ItemANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN CUSTOMER SUPPORT DENGAN METODE CARDIOVASCULAR LOAD (%CVL) DANNATIONAL AERONAUTICS AND SPACE ADMINISTRATION TASK LOAD INDEXDI PT XYZ(Program Studi Teknik Industri S1 Fakultas Teknik Universitas Widyatama, 2019) Damayanti, Prasanti PujiKaryawan merupakan asset yang sangat penting bagi perusahaan. Namun pada kenyataannya, seringkali karyawan mengalami beberapa kondisi yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dalam ruang lingkup pekerjaan. Misalnya, serangkaian tuntutan yang berkaitan dengan pekerjaan beban fisik dan mental kerja yang berlebihan.PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi dan memberikan jasa edukasi dalam trading forex(foreign exchange) atau pertukaran mata uang asing. Perbedaan sistem kerja yang ada di antara karyawan menyebabkan adanya perbedaan cara kerja. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya keluhan karyawan yang mengalami beban kerja fisik dan mental yang diatas rata-rata. Penelitian ini menggunakan metode pengukuran beban kerja fisik dengan metode Cardiovascular Load (%CVL) dan beban kerja mental dengan menggunakan metode NASA-Task Load Index (NASA-TLX).Setelah itu dilakukan Uji Regresi untuk mendapatkan analisa lanjutan.Berdasarkan hasil analisis %CVL, karyawan yang membutuhkan perbaikan sebanyak 50% dari total karyawan yang ada. Sedangkan untuk hasil dari NASA-TLX, diperoleh 50% karyawan dengan kategori beban kerja mental tinggi.Temporal Demand yang berarti jumlah tekanan yang berkaitan dengan waktu selama elemen pekerjaan berlangsung merupakan aspek yang paling banyak dikeluhkan.Setelah itu, Mental Demand yang merupakan besar aktivitas mental yang dibutuhkan juga menjadi aspek kedua yang paling banyak dikeluhkan.
- ItemANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN DENGAN METODE FULL TIME EQUIVALENT (FTE) DI PT POS INDONESIA (PERSERO) POOL ANTAR BANDUNG CIPEDES(Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Widyatama, 2022) Fawzi, Rizqi AkmalPT Pos Indonesia (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam sektor jasa pengiriman. PT Pos Indonesia memiliki beberapa bisnis jasa yaitu keuangan, property, ritel, surat, dan paket. Penelitian dilakukan di PT Pos Indonesia (Persero), Pool antar Bandung Cipedes selama 7 hari keja yang berlokasi di Jl. Sukadamai No.1 Bandung (40163). PT Pos Indonesia (Persero), Pool antar Bandung Cipedes terdiri dari 3 unit kerja, yaitu unit penerimaan barang, unit penyortiran, dan unit pengiriman barang. Peneliti menggunakan metode Full Time Equivalent (FTE), di mana sebuah metode analisis beban kerja yang berbasiskan waktu dengan cara mengukur lama waktu penyelesaian kerja kemudian dikonversikan ke dalam indeks nilai FTE). Berdasarkan permasalahan tersebut tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis berapa besar beban kerja karyawan yang diterima selama bekerja pada bagian unit penyortiran di PT Pos Indonesia (Persero), Pool antar Bandung Cipedes dan menetapkan jumlah kebutuhan tenaga kerja yang ideal untuk bagian unit penyortian. Peneliti melakukan pengumpulan data meliputi data jam kerja, jumlah tenaga kerja, jumlah hari kerja, jumlah hari cuti dan libur nasional, serta waktu siklus kegiatan karyawan. Penelitian yang telah dilakukan pada bagian unit penyortiran di PT Pos Indonesia (Persero), Pool antar Bandung Cipedes bahwa beban kerja yang diterima oleh masing–masing karyawan memiliki 3 kategori yang berbeda-beda yaitu beban kerja kurang (underload), beban kerja normal (inload), dan beban kerja berlebih (overload). Berdasarkan data hasil perhitungan diketahui bahwa karyawan yang bekerja di PT Pos Indonesia (Persero), Pool antar Bandung Cipedes pada bagian unit penyortiran memiliki beban kerja yang tidak seimbang, hal tersebut diketahui karena dari 10 karyawan yang bekerja pada bagian unit sortir ini memiliki beban kerja underload sebanyak 7 karyawan dan memiliki indeks FTE yang berada pada range 0-0,99, karyawan yang memiliki beban kerja inload atau normal sebanyak 2 karyawan dan memiliki indeks FTE berada pada range 1,-1,28, sedangkan karyawan yang memiliki beban kerja overload sebanyak 1 karyawan dan memiliki indeks FTE yang berada pada range >1,28. Berdasarkan data hasil perhitungan bahwa rekomendasi yang disarankan oleh peneliti untuk menyeimbangkan beban kerja pada bagian unit sortir di PT Pos Indonesia (Persero), Pool antar Bandung Cipedes perlu melakukan pemindahan jobdesc karyawan sebanyak 3 orang. Hasil perhitungan dari skenario usulan menunjukan bahwa ideal karyawan yang bekerja pada bagian unit sortir adalah sebanyak 7 karyawan.
- ItemANALISIS BEBAN KERJA MENTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE NASA-TLX DI PT INSPECTINDO MEDIATAMA(Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Widyatama, 2022) Habibah, Mimi NurKaryawan dituntut untuk bekerja secara cepat dan efektif dalam mengerjakan setiap pekerjaannya untuk menciptakan perusahaan yang kompetitif dan bersaing. Lingkungan kerja dan beban kerja yang nyaman dapat berpengaruh terhadap produktivitas karyawan dalam bekerja. Pemberian beban kerja merupakan cara untuk meningkatkan produktivitas. PT Inspectindo Mediatama merupakan perusahaan penyedia layanan jasa peledakan dan pengeboran pada industri pertambangan dan industri konstruksi. Sering terjadi perbedaan kesibukan saat bekerja dengan antar karyawan karena banyaknya tugas yang harus dikerjakan antar karyawan berbeda-beda, sehingga beban kerja yang dirasakan oleh karyawan pun berbeda-beda. Karyawan yang sering sibuk mempunyai tugas yang lebih berat bila dibandingkan dengan karyawan yang tidak sibuk. Tujuan penelitian ini yaitu untuk Mengetahui nilai setiap indikator NASA-TLX pada karyawan area kantor PT Inspectindo Mediatama berdasarkan hasil pengukuran beban kerja mental, mengidentifikasi kondisi beban kerja mental karyawan area kantor PT Inspectindo Mediatama, dan merumuskan strategi reduksi beban kerja mental untuk direkomendasikan kepada manajemen PT Inspectindo Mediatama. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara dan kuesioner NASA-TLX. Pengukuran beban kerja mental dilakukan dengan metode NASA-TLX menggunakan enam dimensi yaitu Mental Demand (MD), Physical Demand (PD), Temporal Demand (TD), Effort (EF), Frustration Level (FR), dan Own Performance (OP). Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis, diketahui bahwa nilai skor beban kerja mental pada Staff Gudang, HRD, Staff Equipment & Maintenance, HR&GA, Staff Finance & Accounting dan Admin Site termasuk kedalam kategori overload. Usulan strategi untuk menurunkan tingginya skor beban kerja mental karyawan yaitu dengan melakukan penambahan karyawan dan melakukan evaluasi kinerja.
- ItemANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR DI DEPARTEMEN PRODUKSI DENGAN METODE WORK SAMPLING DAN WORK LOAD ANALYSIS DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS(Pogram Studi Teknik Industri S1 Universitas Widyatama, 2019) Chosyyatillah, QonitaPerkembangan dunia industri yang cukup pesat membuat pelaku usaha selalu mengevaluasi kinerja para pekerjanya. Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus memberikan perhatian terhadap efektifitas, efisiensi, dan produktivitas. Tempat peneltian dilakukan di PT. XYZ, perusahaan ini kegiatan produksi yang dirumuskan, dan diharapkan bekerja secara disiplin dan terfokus dalam menjalankan pekerjaan. Perusahaan memberikan target pekerjaan kepada para operator dengan mengamati kualitas dan kuantitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengoptimalkan jumlah operator berdasarkan jumlah beban kerja, mengetahui pengaruh beban kerja terhadap produktivitas, dan usulan peningkatan produktivitas. Metode perhitungan beban kerja ini yaitu menghitung beban kerja seluruh operator 2 (dua) Sewing Line dengan helper di setiap Sewing Line. Berdasarkan perhitungan beban kerja maka diperoleh jumlah beban kerja operator Sewing Line 1 adalah 1481%, operator Sewing Line 2 adalah 1503% dan helper adalah 254%. Jumlah pekerja optimal berdasarkan analisis beban kerja pada Sewing Line 1 adalah 15 orang, Sewing Line 2 adalah 15 orang, dan helper 3 (tiga) orang. Responden penelitian ini berjumlah 30 orang dan data yang didapat akan diolah menggunakan uji regeresi. Hasil perhitungan diperoleh bahwa berdasarkan uji regresi diperoleh bahwa semakin rendah beban kerja maka akan semakin tinggi produktivitas. Rancangan beban kerja untuk peningkatan produktivitas adalah dengan memperbaiki kondisi ruang kerja, menyesuaikan kapasitas pekerjaan, dan memberi peningkatan motivasi.
- ItemANALISIS BIAYA OPERASIONAL DISTRIBUSI RAK BUKU DI DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT MENGGUNAKAN METODE SAVING MATRIKS PADA PT XYZ(Universitas Widyatama, 2018) Paularine, Glorie FajarPendistribusian merupakan salah satu aspek strategi marketing dalam menghadapi persaingan bisnis yang ketat. Tahun 2017 ini PT XYZ membuat promo ongkos kirim gratis se-Jawa-Bali sebagai strategi menghadapi persaingan tersebut. Promo ini diharapkan mampu mendulang banyak pesanan dari customer, namun promo ini juga memiliki kelemahan yaitu adanya batasan maksimal jarak tempuh yang boleh dilalui angkutan dalam kegiatan distribusi hanya sejauh 2.500 km, sehingga jika ada pesanan yang kegiatan distribusinya melewati lebih dari batas jarak tersebut kemungkinan besar akan terkena penolakan pesanan yang merugikan perusahaan dan customer juga. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis angkutan yang dipakai, rute angkutan optimal yang dilalui, dan biaya operasional distribusi optimal. Tahapan yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan melakukan pengumpulan dan pengolahan data menggunakan metode kuantitatif serta melakukan analisis, sehingga usulan rute distribusi optimal bisa ditemukan. Penerapan metode saving matriks dipakai sebagai sebuah solusi untuk melakukan penggabungan rute dari satu titik menuju lebih dari satu tujuan konsumen dengan mempertimbangkan kapasitas angkutan yang dipakai secara optimal. Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan, rute distribusi usulan didapatkan dengan hasil adanya perubahan yang semula pada rute distribusi awalan menggunakan 16(enam belas) rute distribusi berubah menjadi 6(enam) rute distribusi dengan menggunakan angkutan colt double diesel (CDD) dengan jarak tempuh yang dilalui semula adalah 3.705,4 km menjadi hanya 1.489 km dengan total biaya akhir sebesar Rp 8.808.683,- dari semula sebesar Rp 17.596.343,-. Hasil dari usulan rute distribusi ini memberikan peningkatan efesiensi biaya total sebesar 59,81% dan memperkecil atau menghilangkan kemungkinan terjadinya penolakan pesanan karena jarak tempuh yang dilalui tidak melebihi batas yang telah ditentukan.
- ItemANALISIS COST OF OWNERSHIP PADA PERGANTIAN ALAT PENCEKAM DI PT. XXX(Program Studi Teknik Industri S1 Fakultas Teknik Universitas Widyatama, 2019) Daniswara, ImanPenentuan biaya kepemilikan yang kurang tepat dapat menyebabkan kesalahan dalam menentukan nilai penghematan. Kondisi tersebut bisa menyebabkan terjadinya kesalahan dalam mengambil keputusan. PT. XXX berencana meningkatkan produktivitas dengan mengganti alat pencekam dari tipe mandrel ke tipe heinbuch yang jauh lebih mahal, namun mengalami kesulitan apakah investasi ini akan menguntungkan atau tidak dimasa yang akan datang. Masalahnya proposal yang diajukan masih belum memenuhi harapan manajemen karena hasil perhitungan penghematan yang dihitung sangat kecil yaitu sebesar $ 294.6 dolar pertahun sehingga meminta pihak engineering untuk menghitung ulang keuntungannya. Penelitian kali ini akan meganalisis biaya kepemilikan dari kedua alat pencekam dengan metode cost of ownership (CoO) untuk menghitung ulang penghematan dari investasi alat pencekam di PT. XXX , metode ini dipilih karena perhitungan yang relatif simpel namun lebih fleksibel dalam menentukan unsur biaya yang akan dihitung. Selain itu, investor akan mengetahui berapa pengaruh investasi disetiap unit yang diproduksi dari masing-masing alat sebagai bahan perbandingan dalam penentuan penghematan (saving). Hasil analisis menujukan bahwa meskipun harga alat pencekam tipe heinbuch lebih mahal dari tipe mandrel, namun harga cost of ownership per unit nya lebih rendah dari tipe mandrel sebesar $0.182 per unit dengan penghematan (saving) masimum per tahun sebesar $ 4517, nilai saving tersebut bisa bertambah sebanding dengan penambahan jumlah produksi dimasa yang akan datang. Hasil analisis tersebut menyimpulkan bahwa investasi tipe heinbuch layak untuk dilakukan.
- ItemANALISIS DAMPAK PENGOPRASIAN TOL KOPO - PALIMANAN TERHADAP BIAYA DISTRIBUSI LOGISTIK [STUDI KASUS DI PT POS INDONESIA (PERSERO)](Universitas Widyatama, 2016) Sihotang, Niko SaputraPT Pos Indonesia (Persero) merupakan perusahaan jasa transportasi. Lamanya waktu pengiriman dan tingginya biaya kirim untuk daerah yang ada di Pulau Jawa khususnya dari daerah Jakarta ke Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan salah satu masalah yang dihadapi PT Pos Indonesia (Persero). Dimana dalam penentuan rute pengiriman dilakukan melalui jalur utama atau jalur alternatif lain berdasarkan pengetahuan supir, tanpa mempertimbangkan waktu tempuh dan biaya ongkos kirim. Jalan Tol Cipali merupakan alternatif penghubung daerah Jawa Barat dengan Jawa Tengah dan juga Jawa Timur, dimana Tol Cipali memperpendek jarak tempuh sejauh 40 km dan diprediksi akan memotong waktu tempuh 1,5 sampai 2 jam dibandingkan melewati jalur utama . Tujuan penelitian ini adalah menentukan rute terbaik dalam pengiriman barang dari daerah Jakarta ke Tegal dan Jakarta ke Surabaya oleh PT Pos Indonesia (Persero) atau perusahaan transportasi lain, menentukan perbedaan waktu dan biaya ongkos kirim dalam pendistribusian barang dengan dan tanpa menggunakan Tol Cipali. Penelitian ini dilakukan dengan metode manual shortest route dan route costing. Manual shortest route digunakan dalam menganalisis penentuan rute dan perhitungan waktu tempuh dalam pengiriman, route costing digunakan untuk menganalisis biaya setiap rute alternatif dan menentukan biaya terbaik dalam pengiriman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak yang ditimbulkan oleh pengoperasian jalan Tol Cipali sangat besar dari segi waktu tempuh, untuk rute Jakarta – Tegal waktu tempuh yang dibutuhkan pada alternatif 1 sebesar 314 menit, alternatif 2 sebesar 375 menit, alternatif 3 sebesar 482 menit, dan alternatif 4 sebesar 421, dan untuk Jakarta – Surabaya alternatif 1 sebesar 1043, alternatif 2 sebesar 1037, alternatif 3 sebesar 1104, alternatif 4 sebesar 1098, alternatif 5 sebesar 1211, alternatif 6 sebesar 1205, alternatif 7 sebesar 1150, alternatif 8 sebesar 1144. Selisih waktu tempuh bila dibandingkan dengan dan tanpa menggunakan Tol Cipali adalah 1 jam 47 menit. Sedangkan dari segi biaya dampak yang ditimbulkan tidak terlalu signifikan dengan dan tanpa menggunakan Tol Cipali. Untuk Jakarta – Tegal biaya yang dibutuhkan dengan melalui Tol Cipali sebesar Rp 996.505,- dan tanpa Tol Cipali Rp 927.635,-. Unutk Jakarta – Surabaya dengan melalui Tol Cipali Rp 2.147.854,- dan tanpa melalui Tol Cipali sebesar Rp 2.152.648,-. Selisih biaya tempuh dengan dan tanpa Tol Cipali untuk Jakarta – Tegal hanya Rp 28.870 dan untuk Jakarta – Surabaya Rp 4.794.
- ItemANALISIS DAN PENENTUAN TINGKAT PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAOS YANG OPTIMAL DI CV GANTAR BUANA SELARAS(Universitas Widyatama, 2015) Suprianto, AgusSetiap perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggannya. CV Gantar Buana Selaras adalah unit usaha yang dijalankan oleh Bheben Oscar, S.MB sejak tahun 2010 yang bergerak di bidang garment, yang dikhususkan pada manufaktur pembuatan pakaian jadi yang berasal dari pesanan instansi, organisasi, dan komunitas yang berada di dalam negeri maupun luar negeri. Permasalahan yang ada di CV Gantar Buana Selaras adalah kelebihan persediaan bahan baku kaos cotton combed, yang berjenis cotton combed 20S, cotton combed 24S, cotton combed 30S, cotton combed 40S. Data yang diolah dalam penelitian ini adalah mengenai cotton combed 30S dengan warna black, red, blue navi, white dan grey. Karena cotton combed 30S tersebut lebih banyak yang mengalami kelebihan persediaan. Kelebihan persediaan bahan baku kaos cotton combed ini menyebabkan tingginya biaya persediaan bahan baku. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan bahan baku optimal, menentukan pemesanan ulang bahan baku, mengetahui perbedaan antara biaya bahan baku saat ini dan bahan baku optimal. Metode yang digunakan untuk pemecahan masalah ini adalah dengan menggunakan EOQ. Berdasarkan hasil pengolahan data maka, Pemesanan kain cotton combed yang optimal di CV Gantar Buana Selaras adalah warna black cotton combed 30s pemesanan optimalnya 37,58 kg, warna red cotton combed 30s pemesanan optimalnya 24,09 kg, warna blue navi cotton combed 30s pemesanan optimalnya 11,39 kg, warna white cotton combed 30s pemesanan optimalnya 16,64 kg, warna grey cotton combed 30s pemesanan optimalnya 8,31 kg. Pemesanan ulang bahan baku cotton combed di CV Gantar Buana Selaras adalah warna black cotton combed 30s pemesanan ulangnya pada saat persediaan 20,94 kg, warna red cotton combed 30s pemesanan ulangnya pada saat persediaan 8,66 kg, warna blue navi cotton combed 30s pemesanan ulangnya pada saat persediaan 4,64 kg, warna white cotton combed 30s pemesanan ulangnya pada saat persediaan 12,38 kg, warna grey cotton combed 30s pemesanan ulangnya pada saat persediaan 4,24 kg. Pemesanan cotton combed warna black 30s di CV Gantar Buana Selaras pada tahun 2013 13 kali pemesanan / tahun, warna red 30s 24 kali pemesanan / tahun, warna blue navi 30s 24 kali pemesanan / tahun, warna white 30s 17 kali pemesanan / tahun, warna grey 30s 13 kali pemesanan / tahun. Biaya yang dikeluarkan oleh CV Gantar Buana Selaras untuk bahan baku kaos cotton combed sebelum menggunakan metode EOQ adalah Rp 109.571.964,75 sedangkan biaya yang dikeluarkan setelah perhitungan EOQ adalah Rp 95.640.361,92.
- ItemANALISIS DISTRIBUSI AIR MINERAL DENGAN METODE SAVINGS HEURISTIC UNTUK MEMINIMASI BIAYA TRANSPORTASI DI PT TRI BANYAN TIRTA(Universitas Widyatama, 2011) Esa, Santang YanuarPT Tri Banyan Tirta merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan distribusi air mineral khususnya produk dengan merek Alto . Perusahaan ini berfungsi sebagai distributor yang mendistribusikan air mineral ke setiap agen di Bandung dan sekitarnya. Permasalahan pendistribusian yang terjadi di PT Tri Banyan Tirta adalah kondisi pemilihan rute distribusi air mineral saat ini dianggap tidak efisien, hal ini dilihat dari penggunaan rute yang hanya didasarkan pengetahuan para pengemudi serta pemilihan armada yang tidak memperhatikan kapasitas angkut dan pemenuhan permintaan agen. Kondisi ini mengakibatkan biaya operasional menjadi lebih besar serta waktu pengiriman menjadi lebih lama. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rute kendaraan yang paling efisien sehingga diperoleh jarak tempuh yang terpendek, dan jumlah armada yang digunakan serta mendapatkan biaya transportasi yang paling minimum. Penggunaan metode saving heuristic dapat membantu memecahkan masalah dalam menentukan rute distribusi air mineral, karena dengan metode ini banyaknya titik/node(agen) dari rute distribusi akan dipisahkan berdasarkan waktu dan jarak terdekat. Saving heuristic merupakan salah satu metode dari vehicle routing problem (VRP) yang membantu dalam penentuan rute yang paling efisien. Dalam saving heuristic tahap awal yang harus dilakukan adalah menentukan rute lama dan membuat matriks jarak setiap node, selanjutnya menentukan rangking saving dari yang tertinggi ke nilai saving yang terendah. Berdasarkan hasil perhitungan saving heuristic untuk tingkat pelayanan permintaan lebih dari atau sama dengan 20 karton, maka diperoleh total jarak kondisi saat ini sejauh 56,26 km/hari menggunakan 3 unit armada dengan ongkos transportasi sebesar Rp 9.198.188,02 per bulan. Setelah penggunaan metode saving heuristic total jarak rute terpendek sejauh 43,44 km/hari dengan ongkos transportasinya sebesar Rp 6.215.251 per bulan serta jumlah armada pengiriman sebanyak dua unit.
- ItemANALISIS DISTRIBUSI LPG TERTENTU SISTEM TERTUTUP DENGAN PENDEKATAN LEAN DISTRIBUTION (STUDI KASUS DI WILAYAH MALANG RAYA)(Universitas Widyatama, 2012) Fathiana, FindaPelaksanaan sistem tertutup dilakukan Dirjen Migas secara bertahap dan dikeluarkannya Peraturan Menteri DalamNegeri dan ESDM No.17 tahun 2011 dan No. 5 tahun 2011 mengenai pembinaan dan pengawasan pendistribusian tertutup LPG tertentu di daerah. Namun sistem pendistribusian LPG 3 kg secara tertutup ini tidak lantas berjalan lancar begitu saja, ternyata ada permasalahan mulai dari pengisian dan persediaan dari Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Bulk Elpiji (SPPBE) ke penyalur, pendistribusian penyalur ke sub penyalur hingga ke tangan konsumen. Perumusan masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah penentuan jumlah persediaan LPG 3 kg yang optimal dalam sistem tertutup di Malang Raya, penentuan jumlah penyalur yang optimal untuk daerah Malang Raya berdasarkan permintaan konsumen saat ini, dan bagaimana pull sistem dalam distribusi LPG 3 kg sistem tertutup di Malang Raya. Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian yang ditetapkan adalah menentukan jumlah persediaan LPG 3 kg yang optimal dalam sistem tertutup di Malang Raya, menentukan jumlah penyalur yang optimal untuk daerah Malang Raya berdasarkan permintaan konsumen saat ini,dan memberikan usulan pull sistem dalam distribusi LPG 3 kg sistem tertutup di Malang Raya. Penelitian ini menggunakan Lean Distribution sebagai metode untuk menangani masalah dan memberikan solusi mulai dari menentukan kebijakan pelayanan pelanggan, strategi buffer, siklus replenishment, pendekatan pull hingga menganalisis kemampuan operasi dan sourcing dari lean. Tingkat pelayanan yang baik adalah 95%, di mana hampir semua terpenuhi kebutuhan permintaan. Untuk itu, jumlah buffer stock pada masing-masing penyalur adalah sebagai berikut: PT Patra Malang sebesar 65.184 tabung, PT Zatalini Cipta Persada 244.856 tabung, PT Agam Seulawah 62.849 tabung, PT Geha Inti Citra 63.292 tabung, PT Solusindo 65.129 tabung, PT Riau Mas Nusantara 56.790 tabung, dan PT Trien 285.676 tabung. Jumlah buffer stock tiap sub penyalurnya adalah 63 tabung. Siklus replenishment dapat ditentukan berdasarkan perhitungan ROP yaitu 67 tabung. Dengan pendekatan pull, diharapkan sub penyalur yang lebih dekat dengan konsumen dapat mengetahui secara jelas dan cepat mengenai informasi jumlah tabung gas LPG 3 kg yang akan dibutuhkan konsumen dengan bantuan sistem informasi yang baik. Pada kemampuan operasi dan sourcing dari lean, terdapat dua penyalur yang ikut mendistribusikan LPG yaitu pangkalan dan pengecer. Untuk efisiensi dan efektivitas penyaluran LPG tertentu, sebaiknya pangkalan dan pengecer menjadi bagian dari lembaga penyalur yang resmi.
- ItemANALISIS EFISIENSI LINI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. ASAHI INDOFOOD BEVERAGE MAKMUR(Universitas Widyatama, 2017) Rachman, Heddy FerdinaSeiring dengan berkembangnya industri di Indonesia, khususnya industri yang bergerak dalam industri minuman siap minum membuat perusahaan berlomba untuk membuat minuman dengan berbagai macam kemasan, rasa, khasiat, kandungan, serta bentuk untuk menarik konsumen. Mesin produksi merupakan aset utama dalam industri minuman karena keseluruhan proses produksinya menggunakan tenaga mesin. Produktivitas lini produksi dituntut untuk dapat beroperasi maksimal agar dapat memenuhi target produksi guna memenuhi kebutuhan pasar. PT. Asahi Indofood Beverage Makmur merupakan perusahaan manufaktur industri minuman. Produk yang dihasilkan perusahaan yaitu produk minuman teh dengan nama Ichi Ocha, produk kopi dengan nama Cafela, minuman dengan nata dengan nama Cocobit serta produk lain yang masih dalam tahap pengembangan. Kondisi saat ini mesin produktivitas lini produksi belum memenuhi target perusahaan. Hal ini terjadi karena masih banyak terjadi downtime yang terjadi pada line produksi sehingga target efisiensi belum terpenuhi. Nilai produktivitas lini produksi pada tahun 2016 masih dibawah target yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 82% dan 84% pada tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai OEE lini produksi saat ini serta menganalisis faktor penyebab dan langkah yang harus ditempuh untuk dapat meningkatkan nilai OEE dengan pendekatan Total Productive Maintenance (TPM). Penelitian dimulai dengan perhitungan nilai Overall Effectiveness Equipment (OEE) pada lini produksi dengan hasil rata-rata sebesar 42,94% pada periode Januari 2016 sampai dengan Januari 2017. Untuk meningkatkan nilai OEE tersebut perlu diterapkannya TPM di perusahaan melalui 12 langkah perbaikan.
- ItemANALISIS EFISIENSI PROSES DISTRIBUSI DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DAN PENDEKATAN LEAN THINKING DI PT POS INDONESIA (PERSERO)(Program Studi Teknik Industri S1 Fakultas Teknik Universitas Widyatama, 2019) Putra, Faine Leroi Pratama-
- ItemANALISIS EKONOMI TEKNIK PADA PENAMBAHAN MESIN MOULDER KAYU DI DIVISI WOOD WORKING PT XYZ(Universitas Widyatama, 2018) Ramdhani, Iqbal AzharPT XYZ adalah perusahaan skala menengah yang memproduksi produk kayu. Padat nya permintaan produk kayu dan kurangnya kapasitas mesin moulder di PT XYZ mengakibatkan perusahaan melakukan proses pengerjaan tambahan dengan proses manual atau menambah unit mesin moulder. Tujuan dilakukan studi kelayakan adalah untuk mengetahui dan membandingkan apakah rencana penambahan mesin tersebut dapat lebih baik dibanding dengan proses manual baik secara finansial maupun teknis. Penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara kepada semua pihak yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Metode penilaian proyek yang digunakan adalah metode Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR). Hasil ketiga metode tersebut menunjukan bahwa proyek tersebut layak untuk dijalankan dan lebih baik secara finansial dibanding dengan sistem eksisting, ditandai hasil Payback Period selama 5 tahun sebesar 2,40, NPV sebesar Rp 797.431.332, IRR sebesar 41%, dan tingkat net B/C 2,85. Hasil tersebut menandakan bahwa pelaksanaan investasi mesin produksi dapat dilakukan.
- ItemAnalisis Faktor - Faktor Perbaikan Kualitas Jasa Trasportasi Untuk Armada Bis Wisata Di Perusahaan Otobis Darma Sardia(Universitas Widyatama, 2008-09) Harianto, EkoDS Autobus Company was established in 1952. In the beginning, the company was not running bus as it main business but it was managing trucks transportation services. In 1970, this company started to run bus business. DS Autobus Company was established by H. Basar Darma Sadia. The company headquarter is at Jl. Sindanglaya, Bandung. The problem which investigated is how far the costumer satisfaction level from service quality of the company. This research has been prepared to help the company improving its service quality. Suggestion for improvement can be done when customerâ s perception and expectation known. One of the factors that determine customer satisfaction is service quality that composed of five dimensions. Model of analysis that used in this research is SERVQUAL. This model can investigate perceptions and expectations of customers based on five service dimensions and identify five gaps that cause low quality. Gaps mean unsuitable conditions between perceived service and expected service. From data analyzing and processing can be concluded that costumers expect to get the best service, expectation level that expected by costumers that almost fulfill by the company is about the rent price, from tangible dimension that got lowest score is feet space between chairs. Service quality priority that expected to improve based on ZOT level are feet space between chairs, bus isle width, reclining seat, and busâ crew performance. Key Words: Transportation Management, Service Quality, Service Management
- ItemAnalisis Faktor-faktor Dominan Kualitas Pelayanan di Hotel Santika Bandung(Universitas Widyatama, 2006-03) Putra, Iqbal PratamaPersaingan bisnis dibidang jasa perhotelan semakin ketat. Persaingan yang ketat antar hotel tersebut menyebabkan masing-masing hotel berusaha memberikan pelayanan dan fasilitas semaksimal mungkin. Untuk dapat bertahan dan menang dalam persaingan tersebut, pelaku bisnis pun dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikannya. Hotel Santika Bandung sebagai suatu hotel yang menyediakan jasa penginapan, makanan, minuman, dan jasa lainnya, harus selalu memperhatikan tentang kualitasnya terutama kualitas dalam hal pelayanannya. Hal ini dilakukan agar para konsumen mendapatkan kepuasan terhadap kuallitas pelayanan yang dilakukan oleh Hotel Santika Bandung dan dengan kepuasan konsumen ini diharapkan dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas konsumen. Salah satu cara perusahaan jasa mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan perusahaan yaitu dengan mengidentifikasi seberapa besar harapan pelanggan (costumer expectation), layanan yang diterima (perceived service ), dan kesenjangan dari keduannya (harapan dan persepsi pelanggan). Berdasarkan dimensi kualitas yang ada, yaitu tangibles, reliability, assurance, responsiveness, dan emphaty. Langkah awal penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner terhadap pelanggan Hotel Santika Bandung serta pengamatan dan wawancara terhadap pihak yang menjadi pesaing, sehingga iketahui seberapa besar harapan dan penilaian tamu terhadap pelayanan Hotel Santika Bandung. Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan analisis faktor dengan bantuan software SPSS 11.00. Dari hasil perhitungan diperoleh 13 faktor yang mewakilli 39 variabel penelitian. Untuk menafsirkan variabel-variabel yang mewakilkan ke 13 faktor tersebut, maka setiap faktor harus diberi nama atau label faktor. Adapun landasan skornya berdasarkan nilai bobot faktor yang lebih besar dari 0,5 (>0,5) karena sampel lebih dari 100. Rata-rata konsumen pada penilaian konsumen terhadap 13 faktor yang ada, dapat dikatakan sudah baik, walaupun belum mencapai pada taraf memuaskan. Dengan kata lain pihak Hotel Santika Bandung harus terus meningkatkan kualitas pelayanan agar kepuasan pelanggan akan dicapai sepenuhnya dan loyalitas konsumen akan tinggi dalam menggunakan jasa hotel ini dan tidak akan menggunakan jasa hotel lain selain hotel Santika. Sedangkan faktor-faktor yang masih kurang memuaskan pelanggan dan perlu dilakukan peningkatan agar dapat terjadinya loyalitas pada pelanggan adalah faktor kualitas makanan dan minuman yang yang baik dan faktor pelayanan memberikan pelayanan yang sopan dan ramah.
- ItemAnalisis Faktor-faktor Dominan Kualitas Pelayanan di Hotel Santika Bandung(Universitas Widyatama, 2006) Putra, Iqbal PratamaPersaingan bisnis dibidang jasa perhotelan semakin ketat. Persaingan yang ketat antar hotel tersebut menyebabkan masing-masing hotel berusaha memberikan pelayanan dan fasilitas semaksimal mungkin. Untuk dapat bertahan dan menang dalam persaingan tersebut, pelaku bisnis pun dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikannya. Hotel Santika Bandung sebagai suatu hotel yang menyediakan jasa penginapan, makanan, minuman, dan jasa lainnya, harus selalu memperhatikan tentang kualitasnya terutama kualitas dalam hal pelayanannya. Hal ini dilakukan agar para konsumen mendapatkan kepuasan terhadap kuallitas pelayanan yang dilakukan oleh Hotel Santika Bandung dan dengan kepuasan konsumen ini diharapkan dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas konsumen. Salah satu cara perusahaan jasa mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan perusahaan yaitu dengan mengidentifikasi seberapa besar harapan pelanggan (costumer expectation), layanan yang diterima (perceived service ), dan kesenjangan dari keduannya (harapan dan persepsi pelanggan). Berdasarkan dimensi kualitas yang ada, yaitu tangibles, reliability, assurance, responsiveness, dan emphaty. Langkah awal penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner terhadap pelanggan Hotel Santika Bandung serta pengamatan dan wawancara terhadap pihak yang menjadi pesaing, sehingga iketahui seberapa besar harapan dan penilaian tamu terhadap pelayanan Hotel Santika Bandung. Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan analisis faktor dengan bantuan software SPSS 11.00. Dari hasil perhitungan diperoleh 13 faktor yang mewakilli 39 variabel penelitian. Untuk menafsirkan variabel-variabel yang mewakilkan ke 13 faktor tersebut, maka setiap faktor harus diberi nama atau label faktor. Adapun landasan skornya berdasarkan nilai bobot faktor yang lebih besar dari 0,5 (>0,5) karena sampel lebih dari 100. Rata-rata konsumen pada penilaian konsumen terhadap 13 faktor yang ada, dapat dikatakan sudah baik, walaupun belum mencapai pada taraf memuaskan. Dengan kata lain pihak Hotel Santika Bandung harus terus meningkatkan kualitas pelayanan agar kepuasan pelanggan akan dicapai sepenuhnya dan loyalitas konsumen akan tinggi dalam menggunakan jasa hotel ini dan tidak akan menggunakan jasa hotel lain selain hotel Santika. Sedangkan faktor-faktor yang masih kurang memuaskan pelanggan dan perlu dilakukan peningkatan agar dapat terjadinya loyalitas pada pelanggan adalah faktor kualitas makanan dan minuman yang yang baik dan faktor pelayanan memberikan pelayanan yang sopan dan ramah