Japanese - Vocational
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Japanese - Vocational by Subject "anime"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemANALISIS MAKNA DAN PEMBENTUKAN DAJARE PADA ANIME VS KNIGHT LAMUNE & 40 FIRE(Program Studi S1 Bahasa Jepang, Universitas Widyatama, 2022) Nurjaman, Zufar FadhilPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna dan pembentukan dajare terhadap kata-kata dalam bahasa Jepang. Dajare adalah salah satu bentuk lelucon yang biasa dilakukan oleh masyarakat di Jepang dengan memplesetkan kata-kata yang memiliki bunyi yang sama atau memenggal salah satu huruf dari kata-kata tersebut. Objek penelitian ini diambil dari anime berjudul VS Knight Lamune & 40 Fire yang berjumlah 26 episode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data simak bebas libat cakap. Adapun metode yang digunakan dalam analisis data adalah metode padan referensial dengan mengaitkan teori pembentukan dajare oleh Pawel Dybala, Kenji Araki, Rafal Ryepka, Kohichi Sayama dan jenis makna dari teori Chaer dan disajikan dengan menggunakan metode informal. Jumlah keseluruhan data penelitian adalah 38 data dajare yang diklasifikasikan ke dalam 5 jenis pembentukan dajare, yaitu: 12 dajare homofon, 10 dajare penambahan mora, 2 dajare pengurangan mora, 13 dajare perubahan mora, dan 1 dajare metatesis mora. Sementara itu, makna yang muncul dalam data-data dajare tersebut berupa makna leksikal dan referensial.
- ItemANALISIS TANDA VERBAL DAN NONVERBAL MAKNA PERJUANGAN PADA TOKOH SEITA DALAM FILM ANIME ‘HOTARU NO HAKA’ アニメ映画『火垂るの墓』のキャラクター、清太の闘争を示す言語的および非言語的兆候の分析(Program Studi S1 Bahasa Jepang, Universitas Widyatama, 2022) Alamsyah, Regita RiangPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tanda verbal dan nonverbal makna perjuangan pada tokoh Seita dalam film anime ‘Hotaru No Haka’ menggunakan kajian semiotika Ferdinand de Saussure. Teori Ferdinand de Saussure menyatakan bahwa setiap bahasa juga suatu bentuk sistem tanda dan pada setiap tanda terbagi dua bagian yang merupakan suatu sistem pada sebuah tanda dan setiap tanda terdiri dari dua bagian, yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode simak dengan teknik dasar yaitu teknik simak bebas libat cakap. Teknik analisis menggunakan teori Saussure mengenai tanda bahasa yaitu penanda yang berupa imaji bunyi dan petanda yang berupa konsep. Kemudian penyajian hasil anaslisis data menggunakan metode formal dan metode informal. Sumber data yang digunakan adalah film anime Jepang yang berjudul ‘Hotaru No Haka’. Hasil penelitian menunjukkan 14 data verbal dan 9 data nonverbal yang mengandung makna perjuangan pada tokoh Seita. Simpulan dari penelitian ini adalah tanda verbal yang digunakan oleh tokoh Seita menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan tanda nonverbal yang ditunjukkan dalam film anime ini disuguhkan dengan ilustrasi yang menarik serta nyata sehingga audiens dapat memahami makna perjuangan yang dilakukan pada tokoh Seita.
- ItemREPRESENTASI HANAKOTOBA DALAM TUJUH JUDUL ANIME(Program Studi S1 Bahasa Jepang, Universitas Widyatama, 2022) Sulistiawati, HestiPenelitian yang berjudul “Representasi Hanakotoba Dalam Tujuh Judul Anime” ini membahas mengenai hanakotoba dan representasinya dalam anime dengan ilmu semiotika Roland Barthes, berdasarkan ketertarikan peneliti terhadap hanakotoba. Hanakotoba merupakan bahasa bunga dalam bahasa Jepang, yang artinya masing-masing bunga memiliki maknanya tersendiri dan digunakan untuk mengekspresikan diri, emosi dan perasaan. Hanakotoba juga digunakan sebagai simbol atau kode yang menyampaikan suatu pesan secara rahasia. Penelitian yang berjenis kualitatif deskriptif ini dilakukan dengan tujuan mencari tahu mengenai jenis-jenis bunga yang ada dalam anime dan makna denotatif serta makna konotatifnya yang dilandasi kajian semiotika Roland Barthes, kemudian apa yang direpresentasikan oleh bunga tersebut dalam anime. Agar tercapainya tujuan tersebut, peneliti menggunakan metode simak dan teknik sadap, yang dilanjut dengan teknik simak libat bebas cakap dan subjek penelitian adalah anime yang diunduh dari situs web anime. Hasil akhir menunjukkan bunga yang digunakan dalam anime memiliki hanakotoba yang berbeda-beda bergantung pada konteks dalam adegan anime yang memunculkan bunga tersebut, dan hanakotoba dapat menjadi representasi dari sebuah anime. Tanpa menggunakan ucapan, sebuah bunga dapat menceritakan serta menggambarkan genre, cerita, tema atau tokoh.