PENENTUAN BIAYA OPERASIONAL PENGELOLAAN BONGKAR MUAT BARANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DI PT KERETA API LOGISTIK (KALOG) (Studi Kasus di Area Pergudangan Transit Jakarta Gudang)
No Thumbnail Available
Date
2012
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Universitas Widyatama
Abstract
PT Kereta Api Logistik (KALOG) merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang pelayanan jasa pengangkutan barang, yang terletak di wilayah Jakarta Pusat. Kereta
api logistik merupakan jasa pergudangan yang saat ini mengelolah dua tempat sekaligus
yaitu Jakarta gudang dan Pasar Turi, yang terletak di Surabaya. Fungsi utama KALOG
adalah mengelolah jasa pergudangan transit, dan salah satu kegiatan utamanya adalah
mengelolah bongkar muat barang. Pengelolaan bongkar muat barang, bertujuan untuk
menghasilkan keefektifan dan keefisienan dalam mengelolah waktu, tenaga, dan biaya yang
dikeluarkan KALOG. Dalam proses mendapatkan hal yang efektif dan efisien maka perlu
dilakukan pengkajian kegiatan bongkar muat barang yang lebih baik lagi dibandingkan
dengan kegiatan sebelumnya.
Penghitungan biaya operasional bongkar muat di area pergudangan ini belum
dilakukan dengan baik. Maksudnya belum dilakukan dengan baik adalah karena belum
diketahui secara pasti biaya yang dikeluarkan untuk bongkar dan muat barang, serta berapa
alat pemindah (material handling) yang dibutuhkan dalam satu rangkaian kereta api, agar
memenuhi ketepatan waktu dalam jam kerja perharinya. untuk itu penelitian ini dilakukan
agar dapat diketahui biaya bongkar muat pada rangkaian kereta api, gerbong, dan setiap ton
nya dalam kurun waktu sehari, sebulan dan setahunnya. Metode yang paling cocok dalam
mengklasifikasikan biaya tersebut adalah dengan menggunakan metode Activity Based
Costing (ABC) karena dengan metode ini dapat dilakukan pengelompokan biaya
berdasarkan aktivitas yang ada di dalam kegiatan bongkar muat barang. Selain itu
penghitungan biaya bongkar muat dengan menggunakan metode ABC lebih akurat dan
lebih efisien, sehingga dengan keakuratan tersebut dapat meningkatkan laba bagi
perusahaan namun dalam jangka waktu yang panjang. Penerapan metode ABC ini
dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui secara rinci berapa besar biaya yang
dikeluarkan setiap ton nya dalam waktu hari, bulan dan tahun yang akan datang.
Pada penelitian ini dilakukan penghitungan total biaya existing, total biaya usulan
perencanaan (motor tiga roda dan trolley, gantry crane, dan risteker), kemudian
membandingkan antara total biaya existing dan biaya usulan perencanaan, sehingga
diketahui perbandingan biaya diantara keduanya yaitu untuk biaya operasional existing
didapat senilai Rp7.575.919.635 sedangkan untuk biaya operasional bongkar muat usulan
perencanaan senilai Rp 5.108.181.909, selain itu untuk biaya usulan bongkar muat barang
per tonnya senilai Rp 68.218,24 / ton sedangkan biaya per ton untuk existing belum dapat
diketahui dengan pasti. Artinya perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih jika biaya
bongkar muat lebih akurat, karena dapat meningkatkan kompetisi perusahaan KALOG
dengan perusahaan jasa pesaing lainnya dengan tarif yang lebih murah dan ketepatan waktu
pelayanan yang akurat daripada sebelumnya.
Description
Keywords
Kereta Api Logistik, Biaya Operasional, Metode Activity Based Costing, Bongkar Muat, Operational Costs, Loading and Unloading