INOVASI PRODUK YANG KONSISTEN BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN NILAI PELANGGAN BATIK SUTERA (Penelitian terhadap Sentra Batik Sutrera di Desa Gumawang, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan)
No Thumbnail Available
Date
2013-10-23
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Seminar Nasional Call For Papers forum manajemen Indonesia (FMI) ke 5, Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura
Abstract
Dalam sejarah industri batik yang dimulai sekitar tahun 1870 – an, batik sutera
baru diproduksi sekitar tahun 1920 – an, pengusaha batik keturunan China banyak
yang memproduksi selendang Batik Sutera, kala itu disebut Lok Can. Batik sutera
menjadi komoditas yang bernilai jual tinggi, di samping kain katun halus lainnya,.
Begitu juga pemakainya bukan hanya untuk pekaian yang dikenakan kaum hawa,
tetapi pria pun sudah umum mengenakan kemeja batik yang berasal dari sutera.
Pamor Wiradesa semakin moncorong setelah mengalami perkembangan yang
pesat sebagai salah satu sentra batik sutera di Kawasan Pantura. Rumah – rumah
batik baru bermunculan, modern dan bergengsi, produknya membanjiri pasar
batik sutera nasional. “Selendang Sutra”, lagu keroncong yang sangat popular
dekade 1960 – an itu mengingatkan banyak orang bahwa selembar kain halus
yang dibuat dari serat sutera, memiliki sebuah kisah yang romantis.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui, menggali, mengungkapkan
pengetahuan yang berhubungan dengan pengembangan inovasi produk yang
berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan melalui penelitian. Sampel yang diteliti
sebanyak 50 peserta yang tergabung dalam Usaha Kecil Menengah (UKM).
Metode penelitian yang digunakan bersifat descriptif, sedangkan verifikatif
digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana kreativitas dan inovasi produk
melalui pengujian hipotesis, pendekatan pemodelan dalam tehnik solusi dan alat
ananilis yang digunakan yaitu Structural Equation Model (SEM).
Hasil penelitian terungkap bahwa Inovasi Produk berkaitan dengan terbatasnya
dan semakin sulitnya memperoleh bahan setengah jadi/benang sutera di mulai dari
proses pemintalan sampai kepada bahan jadi yang siap di desain ke dalam pola
gambar. Perajin Batik Sutera kurang mahir memperluas wawasan dan ketajaman
membaca pasar, selain menciptakan ekslusivitas batik yang diciptakannya. Tidak
tersedianya mesin sebagai alat bantu yang dibutuhkan untuk kelancaran proses
produksi, mengakibatkan keberadaan Batik ATBM mulai beredar di pasaran di
mana sambutan pasar cukup baik walaupun harga yang ditawarkan lebih mahal.
Nilai Pelanggan memiliki kesulitan dalam mendapatkan value dan manfaatnya,
penyebabnya Nilai Biaya memiliki peran dibandingkan Nilai Manfaat, hal ini
dikarenakan terkendala oleh biaya moneter, biaya waktu, biaya energi, dan biaya
psikologi.
Description
Keywords
Batik Sutera, Inovasi Produk, Nilai Pelanggan