USULAN PERBAIKAN CACAT PRODUK PADA KAIN GREY MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) (Studi Kasus Pada PT Trimitz Synergy Mandala)
Loading...
Date
2018
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Program Studi Teknik Industri S1 Fakultas Teknik Universitas Widyatama
Abstract
Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah
ditentukan. Produk cacat dapat ditingkatkan kualitasnya dengan proses rework
yang mengeluarkan biaya. Pengaruh produk cacat pada perusahaan berdampak
pada biaya kualitas, nama perusahaan, dan kepuasaan konsumen. Semakin banyak
produk cacat yang dihasilkan maka semakin besar pula biaya kualitas yang
dikeluarkan. PT Trimitz Synergy Mandala adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang tekstil yang mengolah benang menjadi kain grey. Kain grey adalah
jenis kain yang didapatkan dari proses perajutan benang dan belum melalui
tahapan pewarnaan.
Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui jenis dan penyebab
yang terjadi pada proses produksi kain grey. PT Trimitz Synergy Mandala
mempunyai tingkat kegagalan produk sebesar 3% pada proses produksi dan hal ini
melebihi batas toleransi yang ditetapkan oleh perusahaan yang berjumlah 20 unit
dari 1000 unit per fungsi proses atau sekitar 2% pada proses produksi. Terdapat
selisih sebesar 1% jumlah kegagalan yang melebihi batas toleransi yang
ditetapkan sehingga perlu dilakukan perbaikan untuk mengurangi jumlah
kecacatan produk pada tiap proses produksi.
Metodologi penelitian yang dilakukan untuk pemecahan masalah yaitu dengan
Fault Tree Analysis (FTA) untuk mengidentifikasi penyebab kecacatan produk
pada tahapan proses produksi yang diuraikan menjadi cacat warping, sizing,
reaching, weaving, dan inspecting. Tahapan selanjutnya setelah identifikasi
dengan FTA adalah dengan menggunakan Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA) untuk mengidentifikasi potensi kegagalan pada proses produksi dengan
memberikan rating pada tahapan proses dengan menggunakan faktor severity,
occurance, dan detection untuk menentukan risk priority number. Berdasarkan
hasil dari penilaian rating dengan risk priority number, terdapat cacat mayor pada
tahapan proses warping, sizing, reaching, dan weaving yaitu dengan nilai sebesar
512 untuk warping, 512 untuk sizing, 512 untuk reaching, dan 448 untuk weaving.
Usulan perbaikan pada masing-masing tahapan yaitu pada proses warping yaitu
dengan menempatkan dua operator ketika proses berlangsung dan pengisian form
inspeksi harian, proses sizing yaitu dengan melakukan training terhadap operator
dan pengisian form inspeksi harian, proses reaching yaitu dengan melakukan
training terhadap operator dan pengisian form inspeksi harian, dan proses weaving
yaitu dengan menempatkan dua operator ketika proses berlangsung dan
melakukan training terhadap operator.
Description
Keywords
Produk Cacat, Usulan perbaikan, Risk Priority Number, Fault Tree Analysis, Failure Mode and Effect Analysis