PENERAPAN KONSEP SIX SIGMA PADA PROSES PENGEMASAN MI INSTAN DI PT ABC PRESIDENT INDONESIA
No Thumbnail Available
Date
2018
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Universitas Widyatama
Abstract
PT ABC President Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dibidang makanan dan minuman. Produk makanan tentu akan memiliki kemasan. Kemasan merupakan sesuatu yang memiliki fungsi serta peranan penting dalam suatu produk. Industri makanan tentu akan sangat memperhatikan kemasan produk yang dihasilkannya. Kemasan yang baik akan membuat produk makanan dapat terlindungi dari kontaminasi benda asing dan dapat menjaga produk tidak rusak. Kemasan mi instan akan membuat mi tetap dalam kondisi baik, bocor kemasan mi akan membuat mi menjadi terkontaminasi dan membuat mi menjadi apek sehingga tidak dapat dipasarkan.
Fenomena mengenai permasalahan cacat kemasan ini dapat diselesaikan dengan konsep six sigma. Six sigma adalah konsep untuk memperbaiki suatu proses yang berfokus pada usaha variasi sekaligus mengurangi terjadinya cacat (barang atau jasa) sehingga mencapai 3,4 DPMO (Defect Per Million Opportunity). Konsep six sigma ini menggunakan pendekatan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) dengan tujuan untuk memperbaiki proses pengemasan mi instan yang masih memiliki persentase cacat kemasan yang melebihi standar yang telah ditetapkan perusahaan.
Penerapan konsep six sigma pada permasalahan diproses pengemasan mi instan ini memiliki hasil pada tahap define yaitu cacat kemasan end sealer bocor menjadi jenis cacat paling dominan dengan persentase sebesar 45,50 %. Tahap measure menunjukan bahwa nilai DPMO masih tinggi yang berdampak pada nilai sigma yang belum baik yaitu sebesar 3,4142. Tahap analyze menggunakan tool failure mode and effect analysis (FMEA) menunjukan bahwa noodle film keriput manjadi failure mode karena memiliki nilai risk priority number (RPN) terbesar dibandingkan dengan failure mode yang lainnya. Penyebab utama failure mode berupa noodle film keriput ini disebabkan oleh bagian mesin yaitu: upper sealer dan lower sealer. Tahap improve dilakukan untuk memperbaiki penyebab utama kegagalan cacat kemasan end sealer bocor terjadi, perbaikan dilakukan dengan meminimalisir kerusakan upper dan lower dengan membuat jadwal maintenance setiap minggu yang dilakukan dihari Sabtu atau Minggu dengan durasi waktu perbaikan yaitu 4 jam setiap kali maintenance dilakukan dan dibuatkan standard operating procedure (SOP) perbaikan dan perawatan mesin.
Description
Keywords
Kemasan, Six Sigma, Maintenance, Packaging