ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA JANUARY EFFECT (STUDI PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007-2012)
No Thumbnail Available
Date
2013
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Universitas Widyatama
Abstract
Tahun baru merupakan semangat baru bagi investor. Pada bulan ini para investor menanamkan kembali modalnya di pasar saham setelah pada bulan Desember mereka menjual saham untuk menghindari pajak dan merealisasikan capital gain. Fenomena ini oleh para investor dan para pengamat pasar modal disebut dengan January effect. Anomali pasar seperti ini biasanya dijadikan acuan investor dalam mengambil keputusan membeli, menjual, ataupun mempertahankan saham yang mereka miliki. Terjadinya January effect ini karena dipicu oleh tindakan para fund manager pada akhir tahun menjual saham-saham mereka karena dinilai kurang baik. Selanjutnya, para fund manager tersebut membeli kembali saham pada bulan Januari. Mereka beranggapan saham-saham pada awal tahun mempunyai prospek yang baik. Tindakan para fund manager tersebut disebut dengan window dressing. Penyebab lain adanya January effect adalah para investor menjual saham-saham yang mereka miliki untuk mengurangi beban pajak. Tindakan para investor tersebut disebut dengan tax-loss selling. Penelitian ini menguji pengaruh January effect pada saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Terdapat 14 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, dimana seleksi dilakukan dengan purposive sampling dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada LQ45 mulai Desember tahun 2007 hingga Januari 2012. Penelitian ini menggunakan model analisis event studies. Metode yang digunakan adalah metode paired sample t-test untuk mengetahui adanya perbedaan rata-rata abnormal return antara bulan Januari dengan bulan Desember pada periode 2007-2012. Hasil uji statistik paired sample t-test rata-rata abnormal return bulan Januari dengan rata-rata abnormal return bulan Desember tidak signifikan pada level 5%. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada rata-rata abnormal return bulan Januari dengan rata-rata abnormal return bulan Desember pada setiap periode. Dengan demikian, fenomena January effect tidak terjadi pada perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012.
Description
Keywords
January Effect, Abnormal Return, Indeks LQ45