English - Bachelor
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
Now showing 1 - 5 of 356
- ItemMAKSIM PRINSIP KERJASAMA PADA WAWANCARA HOST CNN DENGAN PRESIDEN JOKO WIDODO: KAJIAN PRAGMATIK(Program Studi S1 Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Widyatama, 2016) Susanto, LugraPenelitian ini berjudul “Maksim Prinsip Kerjasama pada Wawancara CNN dengan Presiden Joko Widodo: Kajian Pragmatik”. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif – analisis. Penelitian ini dilakukan berdasarkan teori maksim prinsip kerjasama, dengan data yang diperoleh dari wawancara CNN dengan Presiden Joko Widodo. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis maksim, serta menganalisis pelanggaran maksim yang terdapat pada dialog dalam wawancara CNN dengan Presiden Joko Widodo. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat maksim yang terpenuhi pada dialog wawancara tersebut, yaitu maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Ada pula pelanggaran yang terdapat pada dialog wawancara tersebut, yaitu pelanggaran terhadap maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Salah satu penyebab terjadinya pelanggaran maksim adalah kesengajaan dalam menyampaikan tuturan yang tidak sesuai dengan syarat terpenuhinya maksim, dengan anggapan bahwa pelanggaran yang dilakukan dapat memperjelas dan mempertegas suatu tuturan.
- ItemTHE ILLOCUTIONARY ACTS IN THE MOVIE THE DEATH CURE: PRAGMATICS STUDY(Program Studi Bahasa Inggris S1 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Widyatama, 2020) Ariesta, Eka NurUntuk lebih mengetahui pemahaman tentang apa yang lawan bicara kita inginkan melalui ujaran yang disampaikan, kita perlu mempelajari tindak tutur (Speech Acts). Tindak tutur sendiri adalah melakukan sesuatu melalui ujaran. Tanpa pembicara mengatakan secara gambling apa yang ia inginkan, kita sudah bias mengetahuinya melalui pembelajaran tindak tutur ini. Tindak tutur dibagi menjadi tiga jenis, tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Namun, dalam penelitian ini, penulis lebih memfokuskan untuk menganalisis tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi ialah tindak tutur dimana penutur mengucapkan sesuatu supaya mitra tuturnya melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang penutur maksudkan. Jadi, ketika seseorang mengucapkan sesuatu, itu berarti ucapan tersebut mengandung maksud dimana mitra tuturnya harus memahami maksud dari ucapan sang penutur. Tindak tutur ilokusi terbagi menjadi lima jenis, representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Masing-masing memiliki fungsinya sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa terdapat 5 jenis tindak tutur ilokusi dalam film The Death Cure. Dari kelima jenis tersebut, makna yang terkandung dalam film tersebut ialah meminta, melaporkan, menasihati, mengancam, merekomendasikan, menembak, menyesalkan, menyarankan, memuji, meminta maaf, menyatakan, menjanjikan, menyambut, dan menantang.
- ItemTINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA FILM RAYA AND THE LAST DRAGON: KAJIAN PRAGMATIK(Program Studi S1 Bahasa Inggris, Universitas Widyatama, 2022) Rizkia, TiyasSkripsi ini berjudul “Tindak Tutur Ilokusi Direktif pada Film Raya and The Last Dragon: Kajian Pragmatik”. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis jenis-jenis tindak tutur ilokusi direktif yang ditemukan dalam percakapan pada film, serta: (2) menganalisis bentuk penyampaian dari tindak tutur ilokusi direktif yang terdapat pada setiap jenis percakapan yang sudah dianalisis. Penelitian ini menggunakan teori utama Bach & Harnish (1979) mengenai jenis-jenis tindak tutur ilokusi direktif dan Parker (1994) mengenai bentuk penyampaian dari tindak tutur ilokusi direktif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif yaitu metode penelitian yang memanfaatkan data kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif. Penelitian ini ditargetkan untuk mendeskripsikan tipe ilokusi direktif yang ada pada film Raya and The Last Dragon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat: (1) 12 data bentuk ilokusi direktif requestives (40%), 8 data bentuk ilokusi direktif requirements (26,67%), 5 data bentuk ilokusi direktif prohibitives (16,67%), dan 5 data bentuk ilokusi direktif advisories (16,67%); dan (2) bentuk penyampaian tindak tutur ilokusi direktif pada percakapan adalah sebagai berikut: 18 data tindak tutur langsung (60%) dan 12 data tindak tutur tidak langsung (40%). Penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat meneliti mengenai jenis dan bentuk penyampaian yang terdapat pada tindak tutur ilokusi lainnya seperti asertif, komisif, ekspresif, dan deklaratif pada percakapan dalam film dan juga menemukan jenis ilokusi direktif pada sumber lain yang tidak ditemukan pada sumber dalam penelitian ini.
- ItemPENGGUNAAN KATA TABU DALAM TRENDING TOPIC MEDIA SOSIAL TWITTER: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK(Program Studi S1 Bahasa Inggris, Universitas Widyatama, 2022) Hazmi, Muhammad ZulSkripsi ini berjudul: “Penggunaan Kata Tabu Dalam Trending Topic Media Sosial Twitter: Kajian Sosiolinguistik” Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan jenis-jenis kata tabu yang digunakan dalam media sosial twitter berdasarkan teori Jay (2009) (2) mendeskripsikan konteks apa yang digunakan pada kata tabu di dalam media sosial twitter berdasarkan teori Syaifi’ie dalam Lubis (2006: 57). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan tahapan pengumpulan data yaitu: menemukan data, mengklasifikasikan data, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 47 data terdapat 5 jenis kata tabu dari 7 jenis kata tabu yang digunakan berdasarkan teori Jay, yaitu: (1) Vulgar language 16 data, Name-calling and Insult 14 data, Sexual Harassment 7 data, Profanity 6 data, dan Obscenity 4 data. Selain itu terdapat 4 jenis konteks yang digunakan berdasarkan teori Syaifi’ie yaitu: Physical Context, Epistemic Context, Linguistic Context, dan Social Context. Dilihat dari hasil dalam konteks apa penggunaan kata tabu yang muncul pada media sosial twitter terdapat 3 jenis konteks yang muncul yaitu: (2) Physical context 36 data, Linguistic context 7 data, dan Epistemic context 4 data.
- ItemNEGATIVE FACE THREATENING ACT DALAM FILM GREEN BOOK: KAJIAN PRAGMATIK(Program Studi S1 Bahasa Inggris, Universitas Widyatama, 2022) Setiawan, MeilanitaPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis tindakan mengancam wajah negatif dan strategi ketidaksantunan yang ditemukan dalam film Green Book. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teori yang dijadikan landasan penelitian ini adalah teori Brown dan Levinson (1987) dan Culpeper (1996). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 30 data yang dianalisis, hanya ditemukan 7 jenis tindakan mengancam wajah negatif yang terdiri dari, Perintah dan Permintaan (Order and Request) sebanyak 9 data (30%), Saran dan Nasihat (Suggestion and Advice) sebanyak 5 data (16.6%), Peringatan (Reminding) sebanyak 2 data (6.7%), Ancaman dan Tantangan (Threats, Warning and Dares) sebanyak 1 data (3.3%), Tawaran (Offers) sebanyak 3 data (10%), Pujian (Compliment, expressions of envy or admiration) sebanyak 2 data (6.7%), dan Ungkapan perasaan negatif seperti kebencian dan kemarahan (Expressions of strong of negative emotions) sebanyak 8 data (26.7%). Sedangkan strategi ketidaksantunan yang mendukung tindakan ancaman wajah negatif tersebut sebagai berikut: Bald on Record Impoliteness sebanyak 8 data (26.7%), Positive Impoliteness sebanyak 8 data (26.7%), Negative Impoliteness sebanyak 8 data (26.7%), Sarcasm or Mock Politeness sebanyak 4 data (13.3%), dan Withhold Politeness sebanyak 2 data (6.6%).