TINJAUAN ATAS PENETAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA DIVISI JARINGAN TELEKOMUNIKASI TETAP (JTT) PT. INTI (PERSERO) BANDUNG
No Thumbnail Available
Date
2008
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Universitas Widyatama
Abstract
Setelah pemerintah mengeluarkan pengumuman tentang kenaikan harga
BBM, banyak industri yang mengeluhkan hal ini. Hal tersebut sangat berpengaruh
kepada laju perusahaan karena biaya operasional menjadi tinggi. Dengan kondisi
demikian, perusahaan harus menjaga dan mengatur aset perusahaannya dengan
sebaik-baiknya.
Salah satu aset yang perlu dijaga adalah aktiva tetap. Aktiva tetap bagi
perusahaan sebagai alat untuk mendukung kegiatan perusahaan. Bagi perusahaan,
aktiva tetap dibeli untuk dipakai dalam kegiatan operasional, dengan tujuan untuk
menghasilkan pendapatan dalam jangka pendek maupun panjang. Oleh karena
aktiva tetap merupakan bagian dari laporan keuangan, khususnya neraca dan juga
mempengaruhi laporan laba rugi melalui pos biaya penyusutan. Penting bagi
perusahaan untuk melakukan proses kegiatan akuntansi secara benar, antara lain
dalam proses identifikasi, menilai, dan menyajikan aktiva tetap serta
kesesuaiannya dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Dalam penyusunan laporan tugas akhir, penulis melakukan kerja praktik
dan ditempatkan di bagian Administrasi Keuangan Divisi Jaringan
Telekomunikasi Tetap pada sebuah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di
bidang telekomunikasi yaitu PT. INTI (PERSERO) yang berlokasi di Jl. Moch.
Toha No 77 Bandung.
Berdasarkan hasil peninjauan dan analisis, penulis berkesimpulan bahwa
klasifikasi aktiva tetap, penilaian aktiva baik ketika pada saat perolehan maupun
selama masa penggunaan serta metode penyusutan yang diterapkan perusahaan
secara umum telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No 16, yaitu dapat
diketahui bahwa klasifikasi aktiva tetap pada PT. INTI (PERSERO) terdiri
dari: Bangunan, Mesin-Mesin dan Instalasi, Alat Ukur dan Perkakas Kerja, Alat
Olah Data, Inventaris Kantor dan Gudang, dan Alat Angkut Kendaraan. Dalam
perolehan aktiva tetap sebagian besar diperoleh dengan cara kredit. Sedangkan
dalam penilaian selama masa penggunaan perusahaan memiliki kebijakan
mengenai batasan perolehan minimum penambah nilai aktiva. Dan untuk metode
penyusutan yang digunakan yaitu metode garis lurus tanpa nilai residu dengan
memperhatikan masing-masing aktiva tetap dan masa manfaatnya. Saran yang
penulis berikan adalah meningkatkan akurasi perhitungan beban penyusutan
sehingga kesesuaian antara perhitungan beban penyusutan dengan laporan
inventarisasi aktiva tetap dapat terjaga.
Description
Keywords
Akuntansi Aktiva Tetap