PENGUASAAN BAHASA ASING KHUSUSNYA BAHASA JEPANG SEBAGAI SALAH SATU MODAL DASAR PEMANDU WISATA DI MUSEUM GEOLOGI
No Thumbnail Available
Date
2008-07
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Perpustakaan Universitas Widyatama
Abstract
Penulis melaksanakan kuliah praktik kerja di Museum Geologi yang terletak di Jl. Diponegoro no. 57 Bandung. Pelaksanaan dimulai dari tanggal 12 Februari 2008 sampai tanggal 12 Maret 2008. Adapun maksud kuliah praktik kerja tersebut adalah untuk memenuhi persyaratan akademik dalam menyelesaikan Progran Studi Diploma III Bahasa Jepang Fakultas Bahasa Universitas Widyatama. Di Museum Geologi, penulis ditempatkan di bagian front office dengan tugas antara lain memberikan informasi kepada pengunjung seputar tata ruang Museum Geologi, menghitung jumlah pengunjung yang datang setiap harinya, membagikan brosur dan memandu wisatawan Jepang yang berkunjung. Museum Geologi merupakan salah satu tempat wisata yang sering dikunjungi wisatawan mancanegara baik dari benua Eropa maupun Asia. Sehingga pemandu wisata yang menguasai bahasa asing dengan baik dan benar adalah hal yang sangat penting. Jika wisatawan dari kawasan Eropa mengerti bahasa Inggris, lain halnya jika yang berkunjung adalah wisatawan dari Asia, khususnya wisatawan Jepang. Bangsa Jepang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar mereka. Untuk itu pemandu wisata yang bisa berkomunikasi dalam bahasa Jepang dibutuhkan di Museum Geologi. Berdasarkan hal tersebut, penulis membuat laporan akhir dengan judul “Penguasaan Bahasa Asing Khususnya Bahasa Jepang Sebagai Salah Satu Modal Dasar Pemandu Wisata di Museum Geologi”.
Description
Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia, dan merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Dalam suasana negara sedang mengalami kelesuan perdagangan komoditas, ternyata pariwisata tetap mampu menunjukkan trend-nya yang meningkat secara terus-menerus. Bagi Indonesia, peran pariwisata semakin terasa, terutama setelah melemahnya peranan minyak dan gas sebagai salah satu penghasil devisa. Kini, pemerintah Indonesia mulai memperhitungkan pariwisata sebagai sektor yang dapat menghasilkan devisa yang besar bagi negara. Hal ini terlihat dari keseriusan pemerintah dalam usaha meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia dengan meluncurkan program “Visit Indonesia Year 2008”. Selain itu, berdasarkan data dari World Tourism Organization (WTO), satu dari delapan pekerja di dunia ini kehidupannya tergantung, langsung ataupun tidak langsung, dari pariwisata. Oleh karena itu, melalui program “Visit Indonesia Year 2008” ini, pemerintah Indonesia berharap sektor pariwisata dapat memberikan peluang kerja bagi jutaan penduduk Indonesia. Satu diantara peluang kerja tersebut adalah menjadi pemandu wisata.
Keywords
bahasa jepang, museum, pariwisata