PERANAN PROMOSI WISATA DI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA BANDUNG DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KOTA BANDUNG DAN SEKITARNYA
No Thumbnail Available
Date
2008-08
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Perpustakaan Universitas Widyatama
Abstract
Sebagai prasyarat kelulusan Program D III Bahasa Jepang Universitas Widyatama, penulis melakukan kerja praktik di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. Penulis mengikuti ketentuan yang ditetapkan Universitas Widyatama, terhitung dari tanggal. 11 Februari 2008 sampai dengan 1 April 2008 dalam kurun waktu kurang lebih 100 jam.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata merupakan instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang kebudayaan dan pariwisata yang berlokasi di Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 277 Bandung. Pada Tahun 1980, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ini disebut Kantor Pariwisata Kota Bandung dengan pimpinan seorang kepala Dinas. Kemudian pada tahun 1985, Kantor Pariwisata ini berganti nama menjadi Dinas Pariwisata Kota Bandung. Pada Tahun 2008, Dinas Pariwisata berubah nama menjadi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Penulis memilih Disbudpar sebagai subjek pemaparan dan lokasi praktik kerja karena Disbudpar adalah dinas yang bertanggung jawab atas pengembangan dan pemasaran kebudayaan dan objek wisata Kota Bandung. Selain itu, Disbudpar melakukan berbagai upaya memenuhi tuntutan persaingan dengan terus mengikuti perkembangan dalam berbagai bidang.
Untuk tugas akhir ini, penulis mengangkat tema “Peranan Promosi Wisata di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung Dalam Meningkatkan Motivasi Wisatawan Terhadap Kota Bandung dan Sekitarnya”. Alasan penulis mengangkat tema ini adalah untuk melihat sejauh mana peranan promosi wisata di Disbudpar dalam memperkenalkan Kota Bandung sebagai kota wisata sekaligus kota sejarah. Menurut informasi yang diperoleh, jumlah wisatawan yang berkunjung didominasi oleh wisatawan lokal. Hal ini disebabkan oleh bebagai faktor yang diantaranya:
1. Kurangnya motivasi wisatawan terhadap Bandung dibandingkan dengan Yogyakarta dan Bali.
2. Pemerintah dan masyarakat yang kurang perduli objek-objek wisata yang terdapat di kota Bandung dan sekitarnya.
3. Transportasi yang kurang memadai.
Dengan diketahuinya faktor-faktor yang telah dipaparkan, penulis berharap subdin promosi serta pihak yang terkait di Disbudpar dapat meningkatkan strategi promosi wisata melalui pemasaran pada program kerja berikutnya.
Description
Globalisasi adalah pertumbuhan perdagangan global dan persaingan internasional yang eksplosif. Pesatnya Era Globalisasi saat ini, menuntut Negara Indonesia untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Ciri yang nampak dalam suatu keadaan ekonomi global meliputi adanya kegiatan produksi dan jasa secara global, terciptanya pasar global, berlangsungnya persaingan global, serta terjadinya transaksi global dalam rangka pelayanan konsumen yang global. Hal tersebut akan tercapai bila dilakukan pembebasan perdagangan dengan dukungan perangkat aturan yang mampu mengatasi segala hambatan melalui debirokrasi dan deregulasi.
Kenyataan menunjukkan bahwa menciptakan hal demikian tidaklah mudah, dan bahkan tidak jarang menimbulkan konflik antara kita sendiri maupun bangsa lain. Indonesia telah menandatangani GATT termasuk di dalamnya GATS (General Agreement on Trade in Service) bahkan Indonesia ikut mempelopori dan mempersiapkan Deklarasi Bogor November 1994 yang tidak lain bukan merupakan pernyataan penerapan prinsip-prinsip GATT untuk kawasan Asia Pasifik (APEC).
Pada awalnya globalisasi menyentuh pada sektor ekonomi, teknologi dan informasi. Namun pada akhirnya secara pasti diikuti oleh semua faktor /bidang kehidupan yang lain, seperti kaitan-kaitan dalam bidang kepariwisataan.
Keywords
pariwisata