Browsing by Author "Setijadi"
Now showing 1 - 14 of 14
Results Per Page
Sort Options
- ItemANALISIS PENATAAN LANJUTAN WILAYAH PENYALURAN PADA RANTAI PASOK PENDISTRIBUSIAN LPG TERTENTU: STUDI KASUS DI KOTA BATU MALANG(Fakultas Teknik Industri, Universitas Trisakti, 2012-06-28) SetijadiLPG tabung ukuran 3 kg merupakan barang bersubsidi, sehingga Pemerintah berupaya membuat sistem pendistribusian tertutup agar subsidi tersebut dapat diterima oleh masyarakat yang berhak. Dalam upaya tersebut, Pemerintah mulai melakukan program penataan di beberapa wilayah, termasuk di Kota Batu Malang. Penelitian bertujuan untuk melakukan analisis penataan lanjutan untuk mendapatkan wilayah penyaluran masing-masing yang lebih tertata berdasarkan kedekatan wilayah penyaluran masing-masing penyalur tersebut. Penataan wilayah penyaluran dilakukan dengan regionalisasi wilayah penyaluran masing-masing penyalur dengan mempertimbangkan kedekatan wilayah penyaluran (secara geografis dan administratif) dan potensi penyaluran masing-masing penyalur saat ini. Hasil penataan lanjutan berupa regionalisasi wilayah penyaluran akan memberikan potensi manfaat efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional penyaluran LPG Tertentu, mencakup jarak tempuh, waktu, dan biaya pendistribusian. Potensi manfaat juga akan diperoleh dalam pemantauan dan pengendalian kegiatan pendistribusian LPG Tertentu.
- ItemANALISIS PENGARUH PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK PERBAIKAN KINERJA RANTAI PASOK SISTEM PRODUKSI-DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN DINAMIKA SISTEM(Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia, 2004-06-19) Setijadi; Pramestari, Diah; Ane, Bernadetta KwintianaKinerja suatu rantai pasok sistem produksi-distribusi dipengaruhi oleh beberapa penggerak (drivers), yaitu persediaan, transportasi, fasilitas dan informasi. Secara potensial, informasi merupakan penggerak terbesar terhadap kinerja rantai pasok, karena secara langsung mempengaruhi penggerak lainnya. Informasi membuka peluang untuk membuat rantai pasok lebih responsive dan efisien. Pada sisi lain, pengaturan tingkat produksi dalam suatu sistem produksi-distribusi menjadi suatu masalah sulit karena adanya amplifikasi permintaan dalam rantai pasok (supply chain). Amplifikasi mengakibatkan produksi dan persediaan mengalami kelebihan atau kekurangan dari tingkat yang seharusnya. Masalah persediaan ini akan mempengaruhi waktu dan tingkat pesanan yang bisa dipenuhi oleh rantai pasok. Pada penelitian ini akan dikaji pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja rantai pasok suatu sistem produksi-distribusi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan suatu model simulasi yang terdiri atas tiga matarantai, yaitu pengecer, distribus, dan pabrik. Dengan melakukan simulasi model, dapat diketahui pengaruh penggunaan teknologi informasi terhadap kinerja rantai pasok berdasarkan tiga ukuran kinerja, yaitu : waktu pemenuhan pesanan, tingkat persediaan aktual dan tingkat pesanan tidak terpenuhi.
- ItemANALISIS PERBAIKAN KINERJA RANTAI PASOK SISTEM PRODUKSI-DISTRIBUSI MELALUI PENGURANGAN WAKTU TUNDA (DELAY TIME) ALIRAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN DINAMIKA SISTEM(Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, 2003-11-05) SetijadiPengaturan tingkat produksi dalam suatu sistem produksi-distribusi menjadi suatu masalah sulit karena adanya amplifikasi permintaan dalam rantai pasok (supply chain). Amplifikasi terjadi karena adanya waktu tunda (delay time) dalam aliran material dan informasi. Amplifikasi mengakibatkan produksi dan persediaan mengalami kelebihan atau kekurangan dari tingkat yang seharusnya, sehingga menurunkan kinerja rantai pasok tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi dinamika sistem. Dari penelitian ini dihasilkan suatu model rantai pasok produksi-distribusi yang terdiri atas tiga matarantai, yaitu pengecer, distributor, dan pabrik. Dengan melakukan simulasi model, dapat diketahui pengaruh perubahan permintaan terhadap karakteristik rantai pasok dan pengaruh pengurangan waktu tunda aliran informasi terhadap kinerja rantai pasok tersebut. Pengurangan waktu tunda aliran informasi berpengaruh banyak dalam memperbaiki kinerja distributor dan pabrik, namun kurang berpengaruh pada pengecer.
- ItemANALYSIS OF RAIL TRANSPORTATION ADVANTAGES FOR FREIGHT TRANSPORT(Solid State Technology Volume: 63 Issue: 3, 2020) SetijadiOne of the causes of inefficiency in the logistics sector is the use of transportation modes that are proportionally unbalanced in freight transport. From the three most often used modes of transportation, road transportation mode (trucking) dominates the volume of the freight transport that is at around 91%, sea transportation mode is at around 7,5%, and rail transportation mode is approximately at 1%. Rail freight transportation has several advantages, namely: decreased traffic congestion, increased productivity of freight transport vehicles, reduced risks of traffic accidents, reduced road damage level, reduced cost of transportation and logistics, and reduced fuel consumption that eventually leads to less air pollution. However, the competition for freight trains is constrained due to the two large levies, which is 10% VAT and track access charge (TAC).
- ItemDETERMINATION OF FISHERIES PRODUCTION CENTERS(International Journal of Psychosocial Rehabilitation, Vol.24, Issue 02, 2020) SetijadiIndonesian fisheries production in 2014 reached 20.72 million tons, consisting 6.72 million tons of capture fisheries production and 14.52 million tons of aquaculture production. Fish production centers depend highly on the support of the surrounding production areas, especially in the aspects of supply and demand. The production center acts as a counterweight to the supply chain system. Since the production center serves for the surrounding areas, the availability of storage and transportation infrastructure is very necessary in order to ensure the stable price of fish products for consumers. The study produced recommendations for production centers, namely: Medan City, Kab. Pemangkat, Kab. Indramayu, Kab. Pati, Surabaya City, Mataram City, Kab. Banggai, Makassar City, Bitung City, Ambon City. Sorong City, and Tual City.
- ItemEVALUASI FASILITAS JEMBATAN TIMBANG DI PT. KRAKATAU BANDAR SAMUDRA (KBS) DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI ARENA(Universitas Widyatama, 2005-06-01) Rochman, Didit Damur; Pribadi, Didi Teguh; SetijadiPT. Krakatau Bandar Samudra (KBS) adalah anak perusahaan PT. Krakatau Steel yang merupakan Badan Usaha Milik Negara, dan beroperasi dibidang pelayanan pelabuhan laut khusus untuk barang curah (bulk cargo). Seiring dengan peningkatan ekspor dan impor barang curah melalui pelabuhan milik KBS, tidak lepas dari keberhasilan peningkatan pelayanan KBS kepada pelanggannya. Salah satu kegiatan dalam pelayanan KBS adalah kegiatan bongkar-muat (loading/unloading) dari dan ke kapal laut serta diantara sub kegiatan bongkar muat adalah proses penimbangan truk yang akan atau sudah bongkar muat di dermaga KBS. Permasalahan yang muncul adalah timbulnya antrian yang sangat tinggi daIam melakukan proses penimbangan truk, yang disebabkan oleh pelayanan jembatan timbang yang merupakan inti kegiatan proses penimbangan. Sehingga perlu dilakukan evaluasi jumlah jembatan timbang yang diperJukan agar jumlah antrian minimal untuk bahan pertimbangan pengambilan keputusan investasi oleh manajemen KBS. Pengumpulan data dilakukan atas variabel waktu kedatangan truk, proses penimbangan, jumlah truk dengan kapasitas, jumlah muatan kapal yang akan melakukan bongkar muat di dermaga KBS serta prosedur dan kebijakannya, yang selanjutnya dibuat model simulasi komputer dengan bantuan software ARENA. Berdasarkan hasil simulasi komputer dengan memperhatikan variabel-variabel tersebut diatas diperoleh jumlah jembatan timbang ideal yang diperlukan adalah 3 unit, sementara pada saat ini hanya ada 2 buah jembatan timbang. Dengan menggunakan jembatan timbang 3 buah maka waktu antri bisa dikurangi dari rata-rata 12 menit menjadi rata-rata 3 menit pada tingkat utilisasi timbangan cukup tinggi yaitu 0.9. Hasil analisis kelayakan keuangan didapatkan bahwa penambahan satu buah jembatan timbang ini dinyatakan layak dari segi keuangannya karena memiliki indikator-indikator yang cukup baik bagi suatu investasi pada jembatan timbang.
- ItemPENENTUAN PRIORITAS ALTERNATIF PERENCANAAN KEGIATAN LOGISTIK DI DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET PT AGRONESIA(Magister Manajemen UGM dan Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM, 2006-04-27) Pribadi, Didi Teguh; Setijadi; ZaldyPersaingan yang semakin kelal di dunia induslri mendorong seliap perusahaan unluA memperhalikan kepenlingan konsumen da/am kelepalan, kecepalan dan pe/ayanan y.mg baik Berbagai kebijakan perlu dilenlukan priorilasnya secara lepal. Penenluan priorilas ini lermasuk pada mala ranlai logisliknya, karena persaingan lerjadi lidak lagi anlar perusahaan saja lelapi sudah merupakan persaingan anlar ranlai pasok. Hal inilah yang dihadapi oleh PT Agronesia yang merupakan salah salu perusahaan di bidang manufaktur yang salah salu produkrrya berbahan baku karet. Penelilian ini berlujuan unluk mengkaji kendala yang dihadapi perusahaan dalam kegiatan logistiknya, mengetahui prioritas peningkatan strategis untuk menetapkan kebijakan dalam upaya peningkatan pelayanan logistik, dan memberikan masukan dalam pengambilan keputusan serta tindak lanjut dari alternatifyang menjadi prioritas dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Dalam upaya peningkatan pelayanan logislik terhadap konsumen, dari penelil,an ini dipero/eh urutan prioritas perencanaan sebagai berikut: perbaikan dalam perencanaan sistem pengadaan, perencanaan sistem produksi, perencanaan dislribusi fisik, dan perencanaan lokasi fasilitas. Selain itu, diperoleh pula usulan penentuan pemasok berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
- ItemPENGEMBANGAN SOFTWARE WAREHOUSE MANAGEMENT SYSTEM (WMS) UNTUK MENUNJANG OTOMASI PROSES-PROSES PERGUDANGAN(Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik UGM, 2009-07-22) SetijadiGudang merupakan salah satu fasilitas penting dalam proses pendistribusian barang. Kelancaran penyaluran barang sangat dipengaruhi oleh kegiatan opersional dalam sistem pergudangan, sehingga perusahaan berupaya mengoperasikan gudang secara efisien dan efektif. Efisiensi dan efektivitas tersebut dapat dicapai dengan otomasi operasional pergudangan dengan menggunakan software warehouse managemen system (WMS). Pengembangan software WMS dilakukan melalui empat tahapan kegiatan utama, yaitu : survey dan identifikasi kebutuhan, pendeskripsian proses-proses operasional pergudangan, penggambaran logika proses-proses operasional pergudangan, penggambaran logika proses-proses operasonal pergudangan dan pengembangan software. Dari hasi penelitian dan pengembangan software diperoleh suatu software WMS yang dapat digunakan untuk meningkatkan otomasi operasional pergudangan. Fitur software WMS yang dikembangakan terdiri atas lima bagian utama, yaitu warehouse configuration, inbound, inventory, outbound dan reporting. Dengan penggunaan software WMS akan diperoleh manfaat berupa kemudahan-kemudahan dalam : pencarian lokasi untuk penyimpanan dan pengambilan produk pengendalian persediaan dan pelaporan.
- ItemPENGGUNAAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) DAN USULAN PERUBAHAN POLA PEMOMPAAN UNTUK MEMINIMASI BIAYA PENANGANAN FEED STOCK DALAM DISTRIBUSI SOLAR INDUSTRI (Studi Kasus pada PT. Pertamina UPMS III Cabang Bandung)(Fak.Teknik Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, 2004-08-30) Pratiwi, Dewi Shintya; Setijadi; Pribadi, Didi TeguhProses pemasokan solar untuk industri dilakukan oleh Pertamina berdasarkan perhitungan secara manual terhadap data kebutuhan perusahaan-perusahaan pelanggannya. Untuk wilayah Bandung dan Tasikmalaya, solar industri disalurkan dari Terminal Transit Lomanis (TTL) Cilacap dengan menggunakan sistem pipanisasi product to product pumping. Pemompaan dilakukan dengan pola batch 4:8:4, yaitu selama satu bulan dilakukan pengaliran produk premium empat kali, kerosene delapan kali dan solar empat kali. Pada penggunaan sistem pipanisasi ini, terjadi campuran antar dua produk (interface) dan mengakibatkan munculnya biaya untuk proses pengolahan kembali (rework). Pada penelitian ini dikaji penggunaan metode Distribution Requirement Planning (DRP) dalam perhitungan rencana distribusi solar industri. Dalam metode ini, diperhitungkan fluktuasi permintaan, tingkat kepuasan konsumen, waktu ancang pemesanan, ukuran lot pemesanan, serta cadangan pengaman dan persediaan. Dari metode DRP ini diperoleh jumlah dan jadwal kebutuhan dari setiap level distributor. Hasil perphitungan DRP menjadi masukan dalam pengusulan pola pemompaan ini mengakibatkan bertambahnya persediaan di tangki timbun. Namun, hal ini dapat diantisipasi dengan realokasi tangki timbun. Perubahan pola pempompaan ini menghasilkan penghematan biaya sebesar Rp 148.990.000 per bulan.
- ItemPERANCANGAN LAYOUT DAN RACKING SYSTEM UNTUK GUDANG DISTRIBUTOR PT “X”(Jurusan Teknik Industri UGM, 2010-05-12) SetijadiPT ”X” merupakan perusahaan produsen dan distributor plastics container. Sebagian besar produk perusahaan ini berupa wadah plastik yang dipergunakan oleh rumah tangga untuk keperluan penyimpanan kedap udara untuk makanan. Untuk wilayah Indonesia, pusat kegiatan pendistribusian dilakukan di gudang PT ”X” yang berlokasi di Bekasi. Pada saat ini kondisi gudang telah padat. Hal ini mempengaruhi kinerja operasional, terutama kecepatan peletakan, pencarian, dan pengambilan barang. Selain itu, penyimpanan barang yang masih secara block stacking (bertumpuk) berpotensi terhadap kerusakan barang. Untuk mengantisipasi peningkatan volume barang yang disimpan serta untuk meningkatkan kinerja operasional gudang, perlu dilakukan perancang-ulangan gudang yang mencakup layout dan racking system. Penelitian bertujuan untuk menghasilkan beberapa alternatif rancangan layout dan racking system gudang. Kriteria perancangan mencakup peningkatan kapasitas dan produktivitas gudang, serta penerapan aspek-aspek keselamatan dan kenyamanan kerja, serta standar pergudangan. Dari hasil penelitian ini dihasilkan sejumlah alternatif rancangan yang mempertimbangkan penggunaan kombinasi antara sistem block stacking dan beberapa tipe racking. Pada hasil perancangan tersebut diperoleh peningkatan kapasitas dan produktivitas gudang. Peningkatan kapasitas ditunjukkan dengan bertambahnya jumlah produk yang dapat disimpan, sedangkan peningkatan produktivitas diperoleh dengan meningkatnya kecepatan aliran produk.
- ItemPERANCANGAN TATA LETAK DAN RACKING SYSTEM GUDANG PUSAT DISTRIBUSI RESTORAN ”S”(Fakultas Teknik Universitas Kristen Atma Jaya, 2011-07-07) SetijadiPerusahaan restoran “S” menggunakan gudang yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka Cikarang sebagai tempat penyimpanan dan pusat distribusi untuk memasok bahan makanan dan minuman serta perlengkapan dan peralatan untuk sekitar 150 outlet yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Kapasitas gudang pada saat ini sudah tidak mampu menampung kebutuhan volume penyimpanan yang semakin besar, sehingga perusahaan akan menyiapkan gudang baru sebagai penggantinya. Gudang baru perlu dirancang secara tepat, menyangkut tata letak dan racking system-nya.Penelitian bertujuan menghiung kebutuhan kapasitas penyimpanan dan menghasilkan rancangan tata letak dan racking system gudang baru. Hasil perancangan harus mengakomodasi kebutuhan penyimpanan dan mendukung peningkatan produktivitas kerja dan aliran barang.Perancangan dilakukan dengan terlebih dahulu menganalisis kategori barang yang akan disimpan. Selanjutnya dilakukan penghitungan kebutuhan kapasitas untuk masing-masing item barang. Penentuan lokasi masing-masing item barang dilakukan dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas kerja dan aliran barang. Perancangan dilakukan dengan menggunakan standar-standar perancangan pergudangan.Penelitian menghasilkan perhitungan kebutuhan kapasitas penyimpanan, rancangan storage dan racking system, serta tata letak gudang. Hasil perancangan diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan penyimpanan dan mendukung peningkatan produktivitas pergudangan.
- ItemREQUIREMENT AND EVALUATION ANALYSIS ON APPLICATION PERFORMANCE PARTNERSHIP INVENTORY AND REPORTING (PEVITA) VERSION 2 TELKOM INDONESIA BASED ON PROTOTYPING(International Journal of Psychosocial Rehabilitation, Vol.24, Issue 01, 2020) Akbar, Habibullah; Mira, Risviyan Eka; Karsono, Kundang; SetijadiPEVITA (Performance Partnership Inventory and Reporting Application) is an application used by Telkom and Telkom Group Subsidiaries / Partners to monitor and evaluate Partner Performance in the Telkom Indonesia Service Assurance (SVA) Enterprise Service Division (SVA). However, the PEVITA version 1 application still has drawbacks, namely the meeting time management menu has not been resolved and the display is unresponsive if accessed via mobile. The solution to these problems the authors suggest modeling the system using the prototyping method. Business processes are modeled using the Business Process Modeling Notation (BPMN) modeling standard version 2.0 to assist OSM, managers, officers and partners in decision making activities. Problem analysis uses the fishbone method to analyze the cause of a problem or condition in PEVITA version 2. The first stage in the prototyping method is requirements analysis using Software Requirements Specifications (SRS) requirements specifications for a software system that is a document created when a software will developed. The second stage of design uses use case diagrams, activity diagrams, Entity Relationship Diagrams, user interfaces. The third step is making mockup using marvel application. The fourth step is evaluating usability testing using the System Usability Scale (SUS) to measure perceived usefulness in applications. From the research results it can be seen that feature testing is that all features in the application can be used. System Usability Scale (SUS) of respondents questionnaire regarding the function of the application 10 questions 10 of respondents (staff / officer / manager / OSM) get an average score of 79 SUS and 10 of partner respondents get an average score of SUS 80. With grade B level which means good. With this application, it is expected that the meeting time management menu will be added and the PEVITA version 2 application will be designed via mobile.
- ItemTEKNOLOGI INFORMASI DALAM IMPLEMENTASI PROSES BISNIS PADA SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)(Jurusan Teknologi Informatika Fakultas Teknologi Industri UII, 2005-06-18) SetijadiSupply chain management (SCM) merupakan integrasi proses-proses bisnis kunci dari pengguna akhir dampai pemasok awal yang menyediakan produk, jasa dan informasi yang memberikan nilai tambah untuk pelanggan dan pihak-pihak terkait lainnya. Untuk mengimplementasi SCM, teknologi informasi diperlukan sebagai salah satu prasyarat. Dalam kajian ini diidentifikasikan peranan teknologi informasi dalam penerapan SCM. Identifikasi dan analisis dilakukan pada masing-masing proses bisnis kunci SCM, yang meliputi : manajmen hubungan pelanggan, manajemen pelayanan pelanggan, manajemen permintaan, pemenuhan pesanan, manajemen aliran manufaktur, manajemen hubungan pemasok, pengembangan dan komersialisasi produk dan manajemen pengembalian (return management). Hasil kajian menunjukkan bagaiman teknologi informasi memegang peranan penting dalam masing-masing proses bisnis SCM. Teknologi informasi diperlukan dalam perbaikan kinerja rantai pasok terutama untuk mengurangi ketidakpastian. Selain itu, dari hasil analisis dapat disimpulakan sejumlah kendala dalam penerapan teknologi informasi dalam implementasi SCM tersebut.
- ItemUSULAN PENEMPATAN LOKASI FASILITAS TUNGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CENTER OF GRAVITY DI PT RODAMAS GROUP TANJUNG(Magister Manajemen UGM dan Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM, 2006-04-27) Setijadi; Pribadi, Didi Teguh; SuwantoPT. Rodamas Group merupakan salah satu perubahan yang bergerak di bidang pembuatan spion. Untuk mendistribusikan produknya, perusahaan melakukan pengiriman secara langsung ke tempat-tempat penjulana dengan menggunakan dua jenis muatan yaitu muatan sendiri dan muatan ekspedisi. Dalam upaya mengoptimalkan kapasiatas angkut dalam mendistribusikan barangnya, perlu dilakukan evaluasi atas penempatan duadang di antara lokasi pabrik dan pasar-pasar yang tersedia. Penelitian ini dilakukan untuk mengeevaluasi penempatan gudang tunggal untuk mendapatkan biaya transportasi yang minimum dengan mempertimbangan dimensi-dimensi yang berpengaruh dalam pendistribusian produknya. Dimensi-dimensi tersebut mencakup volume barang, tariff transportasi dan jarak dengan menggunakan metode pusat gravitasi. Dari hasil penelitian ini dapat diusulkan penempatan gusang baru yang memungkinkan penurunan total biaya transportasi tahunan sebesar Rp 13.667.000,00. Persentase penghematan di masing-masing pasar berbariasi sebagai berikut : Serang sebesar 80,95%, Pendeglang 83,31%, Rangkasbitung 82,53%, Tangerang 67,83%, Bekasi 91,51%, Karawang 95,55%, Purwakarta 99,94%, Bogor 91,45%, Bandung 80,84%, Garut 91,16%, Tasikmalaya 87,66% dan Ciamis 86,41%.