USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) (Studi Kasus: Pembuatan Produk Sediaan Cairan PT. XYZ)

Loading...
Thumbnail Image
Date
2019
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Pogram Studi Teknik Industri S1 Universitas Widyatama
Abstract
Kualitas suatu produk menjadi sebuah tolok ukur konsumen dalam menggunakan suatu produk. PT. XYZ merupakan sebuah industri yang bergerak di bidang obat-obatan. Produk yang dihasilkan oleh PT. XYZ terdiri dari produk sediaan tablet inti, produk sediaan tablet filco, produk sediaan cream, produk sediaan suppository, produk sediaan ovula, produk sediaan dry syrup, produk sediaan cairan dan produk sediaan kapsul. Hasil evaluasi selama 3 bulan berurutan dalam periode februari 2019 sampai april 2019 persentase cacat terbanyak secara berurutan terdapat pada produk sediaan cairan yaitu sebesar 1,8%; 1,72%; 1,78% dan persentase tersebut melebihi target yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu 1,3%. Kondisi tersebut menyebabkan perusahaan merugi. Adapun kecacatan yang terjadi pada produk sediaan cairan terdapat 6 jenis yaitu salah pemerian, kurangnya kelengkapan isi, coding salah, mix up, kemasan original rusak dan fisik kemasan rusak. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis-jenis kecacatan, mengidentifikasi faktor penyebab kecacatan produk sediaan cairan sebagai langkah continuous improvement untuk perbaikan proses dalam langkah kerja dengan menggunakan metode Six Sigma dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Berdasarkan hasil perhitungan DPMO dan SQL, untuk mencapai target persentase cacat yang telah ditetapkan PT.XYZ sebesar 1,3% maka harus dilakukan penurunan DPMO sebesar 31,34% serta peningkatan Sigma sebesar 2,75 % dari proses produksi sediaan cairan. Hasil analisis FMEA, bahwa jenis kegagalan yang memiliki nilai Risk Priority Number (RPN) tertinggi sebesar 210 adalah tutup botol bocor, botol bocor, cipratan pada botol dan botol penyok termasuk mode kegagalan fisik kemasan rusak yaitu cacat yang terjadi akibat kesalahan pada proses pengisian (Filling). Cacat tersebut disebabkan karena Kurangnya perawatan mesin. Faktor yang menyebabkan kegagalan diidentifikasikan oleh faktor penjadwalan perawatan mesin setiap 3 bulan 1 kali tidak dilakukan secara berkala dan tidak mengikuti intruksi atasan. Untuk mengatasi penyebab RPN tertinggi dari jenis kecacatan tersebut dilakukan usulan perbaikan dengan melakukan pengawasan secara rutin di area produksi, melakukan preventive maintenance, perbaikan dan penambahan Standar Operasional Prosedur (SOP), pengadaan logbook pembersihan ruangan dan membuat sistem penilaian kerja untuk operator baru.
Description
Keywords
Six Sigma, Failure Mode and Effect Analysis, Produk Cacat, Usulan Perbaikan, Defective Products, Proposed Improvements
Citation