English - Bachelorhttps://repository.widyatama.ac.id/handle/123456789/222024-03-28T22:14:27Z2024-03-28T22:14:27Z3561MAKSIM PRINSIP KERJASAMA PADA WAWANCARA HOST CNN DENGAN PRESIDEN JOKO WIDODO: KAJIAN PRAGMATIKSusanto, Lugrahttps://repository.widyatama.ac.id/handle/123456789/1075382023-10-11T03:01:06Z2016-01-01T00:00:00Zdc.title: MAKSIM PRINSIP KERJASAMA PADA WAWANCARA HOST CNN DENGAN PRESIDEN JOKO WIDODO: KAJIAN PRAGMATIK
dc.contributor.author: Susanto, Lugra
dc.description.abstract: Penelitian ini berjudul “Maksim Prinsip Kerjasama pada Wawancara
CNN dengan Presiden Joko Widodo: Kajian Pragmatik”. Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif – analisis. Penelitian ini dilakukan berdasarkan teori
maksim prinsip kerjasama, dengan data yang diperoleh dari wawancara CNN
dengan Presiden Joko Widodo. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi
jenis maksim, serta menganalisis pelanggaran maksim yang terdapat pada dialog
dalam wawancara CNN dengan Presiden Joko Widodo. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat empat maksim yang terpenuhi pada dialog
wawancara tersebut, yaitu maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim relevansi,
dan maksim cara. Ada pula pelanggaran yang terdapat pada dialog wawancara
tersebut, yaitu pelanggaran terhadap maksim kualitas, maksim kuantitas, maksim
relevansi, dan maksim cara. Salah satu penyebab terjadinya pelanggaran maksim
adalah kesengajaan dalam menyampaikan tuturan yang tidak sesuai dengan syarat
terpenuhinya maksim, dengan anggapan bahwa pelanggaran yang dilakukan dapat
memperjelas dan mempertegas suatu tuturan.
2016-01-01T00:00:00ZTHE ILLOCUTIONARY ACTS IN THE MOVIE THE DEATH CURE: PRAGMATICS STUDYAriesta, Eka Nurhttps://repository.widyatama.ac.id/handle/123456789/1074872023-10-02T04:22:38Z2020-01-01T00:00:00Zdc.title: THE ILLOCUTIONARY ACTS IN THE MOVIE THE DEATH CURE: PRAGMATICS STUDY
dc.contributor.author: Ariesta, Eka Nur
dc.description.abstract: Untuk lebih mengetahui pemahaman tentang apa yang lawan bicara kita inginkan melalui ujaran yang disampaikan, kita perlu mempelajari tindak tutur (Speech Acts). Tindak tutur sendiri adalah melakukan sesuatu melalui ujaran. Tanpa pembicara mengatakan secara gambling apa yang ia inginkan, kita sudah bias mengetahuinya melalui pembelajaran tindak tutur ini. Tindak tutur dibagi menjadi tiga jenis, tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Namun, dalam penelitian ini, penulis lebih memfokuskan untuk menganalisis tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi ialah tindak tutur dimana penutur mengucapkan sesuatu supaya mitra tuturnya melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang penutur maksudkan. Jadi, ketika seseorang mengucapkan sesuatu, itu berarti ucapan tersebut mengandung maksud dimana mitra tuturnya harus memahami maksud dari ucapan sang penutur. Tindak tutur ilokusi terbagi menjadi lima jenis, representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Masing-masing memiliki fungsinya sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa terdapat 5 jenis tindak tutur ilokusi dalam film The Death Cure. Dari kelima jenis tersebut, makna yang terkandung dalam film tersebut ialah meminta, melaporkan, menasihati, mengancam, merekomendasikan, menembak, menyesalkan, menyarankan, memuji, meminta maaf, menyatakan, menjanjikan, menyambut, dan menantang.
2020-01-01T00:00:00ZTINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA FILM RAYA AND THE LAST DRAGON: KAJIAN PRAGMATIKRizkia, Tiyashttps://repository.widyatama.ac.id/handle/123456789/151572022-09-19T02:46:26Z2022-01-01T00:00:00Zdc.title: TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA FILM RAYA AND THE LAST DRAGON: KAJIAN PRAGMATIK
dc.contributor.author: Rizkia, Tiyas
dc.description.abstract: Skripsi ini berjudul “Tindak Tutur Ilokusi Direktif pada Film Raya and The Last Dragon: Kajian Pragmatik”. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis jenis-jenis tindak tutur ilokusi direktif yang ditemukan dalam percakapan pada film, serta: (2) menganalisis bentuk penyampaian dari tindak tutur ilokusi direktif yang terdapat pada setiap jenis percakapan yang sudah dianalisis. Penelitian ini menggunakan teori utama Bach & Harnish (1979) mengenai jenis-jenis tindak tutur ilokusi direktif dan Parker (1994) mengenai bentuk penyampaian dari tindak tutur ilokusi direktif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif yaitu metode penelitian yang memanfaatkan data kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif. Penelitian ini ditargetkan untuk mendeskripsikan tipe ilokusi direktif yang ada pada film Raya and The Last Dragon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat: (1) 12 data bentuk ilokusi direktif requestives (40%), 8 data bentuk ilokusi direktif requirements (26,67%), 5 data bentuk ilokusi direktif prohibitives (16,67%), dan 5 data bentuk ilokusi direktif advisories (16,67%); dan (2) bentuk penyampaian tindak tutur ilokusi direktif pada percakapan adalah sebagai berikut: 18 data tindak tutur langsung (60%) dan 12 data tindak tutur tidak langsung (40%). Penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat meneliti mengenai jenis dan bentuk penyampaian yang terdapat pada tindak tutur ilokusi lainnya seperti asertif, komisif, ekspresif, dan deklaratif pada percakapan dalam film dan juga menemukan jenis ilokusi direktif pada sumber lain yang tidak ditemukan pada sumber dalam penelitian ini.
2022-01-01T00:00:00ZPENGGUNAAN KATA TABU DALAM TRENDING TOPIC MEDIA SOSIAL TWITTER: KAJIAN SOSIOLINGUISTIKHazmi, Muhammad Zulhttps://repository.widyatama.ac.id/handle/123456789/151562022-09-19T02:46:10Z2022-01-01T00:00:00Zdc.title: PENGGUNAAN KATA TABU DALAM TRENDING TOPIC MEDIA SOSIAL TWITTER: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK
dc.contributor.author: Hazmi, Muhammad Zul
dc.description.abstract: Skripsi ini berjudul: “Penggunaan Kata Tabu Dalam Trending Topic Media Sosial Twitter: Kajian Sosiolinguistik” Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan jenis-jenis kata tabu yang digunakan dalam media sosial twitter berdasarkan teori Jay (2009) (2) mendeskripsikan konteks apa yang digunakan pada kata tabu di dalam media sosial twitter berdasarkan teori Syaifi’ie dalam Lubis (2006: 57). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan tahapan pengumpulan data yaitu: menemukan data, mengklasifikasikan data, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 47 data terdapat 5 jenis kata tabu dari 7 jenis kata tabu yang digunakan berdasarkan teori Jay, yaitu: (1) Vulgar language 16 data, Name-calling and Insult 14 data, Sexual Harassment 7 data, Profanity 6 data, dan Obscenity 4 data. Selain itu terdapat 4 jenis konteks yang digunakan berdasarkan teori Syaifi’ie yaitu: Physical Context, Epistemic Context, Linguistic Context, dan Social Context. Dilihat dari hasil dalam konteks apa penggunaan kata tabu yang muncul pada media sosial twitter terdapat 3 jenis konteks yang muncul yaitu: (2) Physical context 36 data, Linguistic context 7 data, dan Epistemic context 4 data.
2022-01-01T00:00:00ZNEGATIVE FACE THREATENING ACT DALAM FILM GREEN BOOK: KAJIAN PRAGMATIKSetiawan, Meilanitahttps://repository.widyatama.ac.id/handle/123456789/151552022-09-19T02:45:44Z2022-01-01T00:00:00Zdc.title: NEGATIVE FACE THREATENING ACT DALAM FILM GREEN BOOK: KAJIAN PRAGMATIK
dc.contributor.author: Setiawan, Meilanita
dc.description.abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis tindakan mengancam wajah negatif dan strategi ketidaksantunan yang ditemukan dalam film Green Book. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teori yang dijadikan landasan penelitian ini adalah teori Brown dan Levinson (1987) dan Culpeper (1996). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 30 data yang dianalisis, hanya ditemukan 7 jenis tindakan mengancam wajah negatif yang terdiri dari, Perintah dan Permintaan (Order and Request) sebanyak 9 data (30%), Saran dan Nasihat (Suggestion and Advice) sebanyak 5 data (16.6%), Peringatan (Reminding) sebanyak 2 data (6.7%), Ancaman dan Tantangan (Threats, Warning and Dares) sebanyak 1 data (3.3%), Tawaran (Offers) sebanyak 3 data (10%), Pujian (Compliment, expressions of envy or admiration) sebanyak 2 data (6.7%), dan Ungkapan perasaan negatif seperti kebencian dan kemarahan (Expressions of strong of negative emotions) sebanyak 8 data (26.7%). Sedangkan strategi ketidaksantunan yang mendukung tindakan ancaman wajah negatif tersebut sebagai berikut: Bald on Record Impoliteness sebanyak 8 data (26.7%), Positive Impoliteness sebanyak 8 data (26.7%), Negative Impoliteness sebanyak 8 data (26.7%), Sarcasm or Mock Politeness sebanyak 4 data (13.3%), dan Withhold Politeness sebanyak 2 data (6.6%).
2022-01-01T00:00:00ZTINDAK TUTUR ILOKUSI PADA FILM CRUELLA KARYA CRAIG GILLESPIE: KAJIAN PRAGMATIKS, Megawati Khaterinahttps://repository.widyatama.ac.id/handle/123456789/151542022-09-19T02:45:21Z2022-01-01T00:00:00Zdc.title: TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA FILM CRUELLA KARYA CRAIG GILLESPIE: KAJIAN PRAGMATIK
dc.contributor.author: S, Megawati Khaterina
dc.description.abstract: Skripsi ini berjudul “Tindak Tutur Ilokusi Pada Film Cruella Karya Craig
Gillespie: Kajian Pragmatik”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis,
fungsi, dan faktor yang mempengaruhi tindak tutur ilokusi yang ditemukan dalam
film Cruella karya Craig Gillespie. Peneliti juga menggunakan metode kualitatif
deskriptif dari teori Lexy J. Moleong (2012). Teori yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teori milik Searle (1997) dan Yule (1998). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat lima jenis tindak tutur ilokusi dalam film Cruella
karya Craig Gillespie yang meliputi: 5 data tintak tutur ilokusi asertif, 7 data tindak
tutur ilokusi direktif, 6 data tindak tutur ilokusi komisif, 8 data tindak tutur ilokusi
ekspresif, dan 4 data tindak tutur ilokusi dekralatif, jenis tindak tutur yang dominan
adalah tindak tutur ilokusi ekspresif sebanyak 8 data. Selain itu, ada 4 fungsi tindak
tutur ilokusi yakni fungsi kompetitif, fungsi convivial sebanyak 6 ujaran (20%),
fungsi kolaboratif, dan fungsi konfiktif. Selain itu, terdapat faktor mempengaruhi
tindak tutur yakni faktor peran partisipan, faktor fungsi pemakaian, faktor
perbedaan tingkat sosial, faktor kedekatan hubungan, dan faktor formalitas.
2022-01-01T00:00:00ZDEKSIS PERSONA DAN DEIKSIS WAKTU PADA LIRIK LAGU MAROON 5 DALAM ALBUM OVEREXPOSED: KAJIAN PRAGMATIKMuttaqin, Maulana Nur Fadillahhttps://repository.widyatama.ac.id/handle/123456789/151532022-09-19T02:45:04Z2022-01-01T00:00:00Zdc.title: DEKSIS PERSONA DAN DEIKSIS WAKTU PADA LIRIK LAGU MAROON 5 DALAM ALBUM OVEREXPOSED: KAJIAN PRAGMATIK
dc.contributor.author: Muttaqin, Maulana Nur Fadillah
dc.description.abstract: Judul penelitian ini adalah “Deiksis Persona Dan Deiksis Waktu Pada Lirik Lagu Maroon 5 Dalam Album Overexposed: Kajian Pragmatik”. Penelitian ini dilakukan untuk (1) Mendeskripsikan jenis deiksis persona dan deiksis waktu pada lirik lagu band Maroon 5 dalam album Overexposed dan (2) mengidentifikasikan penggunaan referen terhadap lirik lagu band Maroon 5 dalam album Overexposed yang memiliki unsur deiksis persona dan deiksis waktu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode analisis deskriptif. Peneliti mengumpulkan data yang mengandung deiksis persona dan deiksis waktu pada lirik lagu dari band Maroon 5 dalam album Overexposed, mengklasifikasikan data sesuai dengan jenisnya, melakukan analisis data, membuat penjelasan dalam menganalisis data, kemudian menarik kesimpulan dari hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat 3 jenis deiksis persona dan 2 jenis deiksis waktu yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu deiksis persona pertama sebanyak 19 data, deiksis persona kedua sebanyak 10 data, deiksis persona ketiga sebanyak 3 data, deiksis waktu jenis tense of time sebanyak 5 data dan deiksis waktu jenis adverb of time sebanyak 3 data. (2) referen terhadap kata yang berunsurkan deiksis yang ditemukan dalam analisis didominasi oleh referen terhadap deiksis persona dan referen merupakan perujukan yang tidak tetap tergantung cara pemakaiannya.
2022-01-01T00:00:00ZMAJAS PADA LIRIK LAGU DALAM ALBUM THE ESSENTIAL KARYA JOHN DENVER: KAJIAN SEMANTIKPriyono, Galuh Dwihttps://repository.widyatama.ac.id/handle/123456789/151522022-09-19T02:44:33Z2022-01-01T00:00:00Zdc.title: MAJAS PADA LIRIK LAGU DALAM ALBUM THE ESSENTIAL KARYA JOHN DENVER: KAJIAN SEMANTIK
dc.contributor.author: Priyono, Galuh Dwi
dc.description.abstract: Skripsi ini berjudul “Majas Pada Lirik Lagu Dalam Album The Essential Karya John Denver: Kajian Semantik. Penelitian ini dilakukan untuk 1) menganalisis j majas dan 2) jenis makna yang terdapat di dalam lirik lagu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data penelitian, menganalisis, mengkategorikan dan membuat simpulan. Data yang diobservasi berbentuk lirik lagu yang bersumber di dalam album The Essential karya John Denver dan dianalisis berdasarkan teori. Teori yang digunakan di dalam penelitian ini mengunakan teori makna dari Lyons (1968) dan teori majas dari Pradopo (1985). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 data penelitian yang dianalisis ditemukan 1) 30 jenis majas yang terdiri atas 6 data (20%) majas simile, 11 data (37%) majas hiperbola, 12 data (40%) majas personifikasi, dan 1 data (3%) majas metafora dan 2) 30 jenis makna terdiri atas 6 data (20%) makna konotasi, 19 data (63,3%) denotasi,dan 5 data (16,7%) kontekstual. Dari hasil analisis di atas diketahui jenis majas yang sering muncul adalah majas personifikasi dan jenis makna yang sering muncul adalah makna denotatif.
2022-01-01T00:00:00ZMAKNA METAFORA DALAM LIRIK LAGU DI ALBUM 35XXXV ONE OK ROCK: KAJIAN SEMANTIKTrinanda, Alvinhttps://repository.widyatama.ac.id/handle/123456789/151512022-09-19T02:44:18Z2022-01-01T00:00:00Zdc.title: MAKNA METAFORA DALAM LIRIK LAGU DI ALBUM 35XXXV ONE OK ROCK: KAJIAN SEMANTIK
dc.contributor.author: Trinanda, Alvin
dc.description.abstract: Metafora adalah bagian dari bahasa kiasan yang membandingkan satu hal dengan
hal lainnya. Metafora membantu pembicara atau penulis untuk menggambarkan
tentang dua hal yang berbeda. Metafora tidak hanya ditemukan dalam puisi tetapi
juga dalam lagu. Penelitian yang berjudul “MAKNA METAFORA DALAM
LIRIK LAGU PADA ALBUM 35XXXV ONE OK ROCK: KAJIAN
SEMANTIK” ini merupakan upaya untuk mengidentifikasi jenis-jenis metafora
dan menganalisis makna metafora dalam lirik lagu. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam pengumpulan data, penulis
menggunakan teori Lakoff dan Johnson (1980) tentang teori konseptual metafora
untuk mengidentifikasi jenis-jenis metafora. Kemudian penulis menganalisis
makna untuk menentukan sasaran dan sumber berdasarkan teori Lakoff dan
Johnson (1980). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 13 frasa yang
mengandung metafora struktural, 18 frasa yang mengandung metafora
orientasional dan 9 frasa yang mengandung metafora Ontologis. Makna dari setiap
liriknya pun beragam. Setiap kata dialihkan dari makna abstrak ke makna konkret
dan setiap lirik mengacu pada objek sasaran dan sumber tertentu.
2022-01-01T00:00:00ZPENGGUNAAN DIGLOSIA PADA FILM DARK WATERS: KAJIAN SOSIOLINGUISTIKAriyanti, Priskila Dwihttps://repository.widyatama.ac.id/handle/123456789/149932022-04-18T08:52:19Z2022-01-01T00:00:00Zdc.title: PENGGUNAAN DIGLOSIA PADA FILM DARK WATERS: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK
dc.contributor.author: Ariyanti, Priskila Dwi
dc.description.abstract: Penelitian yang berjudul “Penggunaan Diglosia pada Film Dark Waters 2019: Kajian Sosiolinguistik”. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui jenis diglosia yang terdapat pada film Dark Waters. (2) menganalisis faktor sosial yang mempengaruhi penggunaan diglosia pada film Dark Waters. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif analisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: mencatat percakapan mana yang merupakan diglosia tinggi atau rendah, selanjutnya yaitu mengklasifikasikan data dan langkah terakhir menarik kesimpulan. Sumber data diperoleh pada percakapan yang terjadi antara para tokoh pada film Dark Waters serta berdasarkan script subtitle yang telah diunduh. Pada penelitian ini teori yang digunakan yaitu teori Ferguson (1959) dan Holmes (2013) yang membahasa mengenai variasi diglosia yaitu diglosia tinggi (T) dan diglosia rendah (R). Hasil analisis dari data yang ditemukan terdapat 30 diglosia yang terbagi menjadi 12 data (40%) diglosia tinggi dan 18 data (60%) diglosia rendah. Faktor sosial yang mempengearuhi penggunaan diglosia pada setiap data yaitu: Penutur bahasa (Participants), tempat dan waktu terjadinya percakapan (Setting), topik percakapan (Topic), dan fungsi dari percakapan (Function).
2022-01-01T00:00:00Z