ANALISIS PERBANDINGAN ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK BERDASARKAN SISTEM KONVENSIONAL DENGAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING DAN HUBUNGANNYA TERHADAP LABA KOTOR PER-PRODUK
No Thumbnail Available
Date
2006
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Universitas Widyatama
Abstract
Perusahaan harus mampu mengembangkan perusahaannya agar dapat
menghadapi persaingan. Oleh karena itu perusahaan memerlukan peningkatan
cara pembebanan biaya terhadap produknya agar menghasilkan informasi biaya
yang tepat dan akurat bagi manajemen untuk menentukan harga jual yang tepat
Penelitian dilakukan pada PT. PINDAD (PERSERO) yaitu sebuah
perusahaan logam terletak di jalan Jl.Jend. Gatot Subroto No. 517 Bandung.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis bertujuan untuk mengetahui
perbandingan metode Activity based Costing dengan konvensional dalam
pengalokasian biaya overhead pabrik dan hubungannya terhadap laba kotor per
produk yang akurat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
analisis yang bertujuan melukiskan keadaan objek penelitian yang sebenarnya
dengan cara mengumpulkan data yang relevan yang tersedia kemudian disusun,
dipelajari, serta dianalisis lebih lanjut.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis melihat bahwa pada PT. PINDAD
dasar pengalokasian biaya overhead pabrik dirasakan kurang tepat, karena
pengalokasian biaya overhead dihitung dengan membagi jumlah seluruh biaya
overhead selama periode tertentu. Sehingga biaya overhead untuk setiap jenis
produknya kurang akurat, karena pada perusahaan yang memproduksi lebih dari
satu jenis produk, biaya overhead tidak berbanding langsung dengan jumlah
produksi yang dihasilkan sehingga akan terjadi distorsi dalam perhitungan harga
pokok produk.
Berdasarkan hasil pembahasan, penulis menggunakan metode Activity
based Costing dalam pengalokasian biaya overhead yang diniali lebih tepat agar
informasi biaya produk dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Metode pengalokasian biaya overhead menurut system Activity based Costing
dengan membebankan biaya overhead berdasarkan aktivitas yang terjadi. Setelah
menghitung besarnya pengalokasian biaya overhead dari masing-masing cost pool
berdasarkan masing-masing cost driver, maka besarnya pengalokasian biaya tadi
diakumulasikan sehingga didapatkan besarnya pengalokasian biaya produksi tidak
langsung untuk masing-masing produk.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, bahwa pengalokasian
biaya overhead yang telah dilakukan tidak lagi sesuai dengan kondisi perusahaan
saat ini, produk yang banyak volume produksinya tinggi mensubsidi produk yang
bervolume rendah. Hal ini terlihat adanya over cost tarif overhead untuk jenis
produk impeller pump dan flange isolator sebesar 8,95 % dan 3,46 % serta adanya
under cost untuk jenis produk gantungan bom 7,65%, casing cover 15,82% dan
side link 32,52% dari Activity based Costing system.
Description
Keywords
Alokasi Biaya, Activity Based Costing